NASIONAL

Menteri LH: Perilaku Konsumtif Ancam Keseimbangan Lingkungan

KBR68H, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menghimbau masyarakat untuk mengubah perilaku konsumtif

AUTHOR / Bambang Hari

Menteri LH: Perilaku Konsumtif Ancam Keseimbangan Lingkungan
lingkungan, keseimbangan, konsumtif, menteri LH

KBR68H, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menghimbau masyarakat untuk mengubah perilaku konsumtif. Ia beralasan, perilaku konsumtif dapat merusak keseimbangan lingkungan. Saat ini kata dia, keseimbangan lingkungan terancam mengalami gangguan.

"Dari sisi konsumer, kita harus bisa memanage pola konsumsi kita. Kalau hanya bisa makan lima, jangan beli sepuluh. Kalau hanya bisa memakai 5-6 baju jangan siapkan baju 50, sementara yang lainnya tidak bisa dipakai. Kalau hanya bisa menjual sekian, jangan mengambil lebih dari itu. Ini sangat bergantung pada food-print kita. Jadi jumlah, jenis, dan bagaimana kita mengkonsumsi itu dan melakukan itu. Ini menjadi catatan penting bagi kita semua," katanya saat membuka pameran Pekan Lingkungan Indonesia di JHCC, kemarin.

Keseimbangan lingkungan  dapat diartikan sebagai kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan dari alam maupun dari aktivitas manusia,serta kemampuan lingkungan dalam menjaga kestabilan kehidupan di dalamnya.Keseimbangan lingkungan dapat tercapai ketika interaksi antara organisme dan faktor lingkungan dan interaksi antar komponen dalam suatu lingkungan dapat berjalan dengan proporsional.

Sebagai contohnya adalah keadaan sekitar Gunung Krakatau yang semula menjadi tempat hidup banyak organism, namun setelah terjadi letusan pada tahun 1883, keadaan sekitar menjadi rusak dan hamper seluruh organisme mati. Namun setelah sekitar 125 tahun kemudian, tempat itu kembali pulih seperti dulu lagi.

Editor: Doddy Rosadi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!