NASIONAL

Menpan RB Jamin tidak Ada Joki yang Bisa Bantu Tes CASN

Saat daftar kita pasang face recognition, saat mengerjakan di komputer masing-masing juga pakai face recognition.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

Tahun 2024 Pemerintah menyiapkan 2,3 juta formasi CASN
Menpan RB Abdullah Azwar Anas saat konferensi pers pengadaan ASN 2024 di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Jumat (3/5/2024). (Humas Kemenpan RB)

KBR, Jakarta – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas mengeklaim rekrutmen calon aparatur sipil negara (ASN) berlangsung transparansi dan akuntabel. Dia menjamin tidak akan ada joki yang bisa membantu peserta tes.

Anas mengatakan, panitia selekki menerapkan teknologi pengenalan wajah atau face recognition. Tujuannya untuk mencegah penggunaan joki saat pendaftaran dan ujian.

"Sekarang kita pasang dua face recognition. Saat daftar kita pasang face recognition, saat mengerjakan di komputer masing-masing juga pakai face recognition. Waktu itu ditemukan ada joki ternyata saat waktu masuk pakai face recognition itu, ketika mengerjakan soal mereka ke toilet orangnya beda. Nah sekarang begitu dengan face recognition ini akan lebih terjaga," ucap Anas dalam Konferensi Pers Progres Pengadaan ASN 2024, Jumat (3/5/2024).

Anas menambahkan, tes CASN juga bisa dipantau secara langsung.

"Contohnya ini ada livescore hasil tes di kantor BKN. Jadi ketika putra-putrinya sedang mengerjakan tes di dalam, orang tua, keluarga, sanak saudara, langsung bisa lihat hasil nilai tes yang dikerjakan putra-putrinya. Sehingga livescore ini menjamin adanya ketepatan, transparansi, dan juga tidak ada lagi joki yang bisa membantu mereka," kata Anas.

Tahun ini, pemerintah membuka pendaftaran bagi 2.302.543 CASN. Pendaftaran CASN ditargetkan mulai Juni 2024.

Baca juga: Menpan-RB: Seleksi CASN Tak Bisa Ditunda

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!