NASIONAL

Melani Budianta, Menikmati Sastra Lintas Zaman

Buku-buku favorit Melani Budianta

AUTHOR / Nafisa Deana

Melani Budianta, Menikmati Sastra Lintas Zaman
Guru Besar FIB UI, Melani Budianta diganjar Sarwono Award 2023 atas dedikasinya di pengembangan sastra dan budaya. (Foto: KBR/Nafisa)

KBR, Jakarta - Sastra sudah melekat dalam diri Melani Budianta, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UI. Ia menikmati berbagai karya sastra lintas zaman, lintas generasi, maupun lintas genre. Banyak yang masuk daftar favoritnya untuk dibaca berulang-ulang.

“Karena setiap membaca ulang saya mendapatkan hal yang baru. Melihat sesuatu yang baru,” ucap Melani.

Buku karya Arundhati Roy, The God of Small Things, yang ia sebut pertama. Di edisi terjemahan bahasa Indonesia, Melanilah yang menulis kata pengantarnya.

Daftar buku favoritnya, makin panjang dengan nama-nama Pramoedya Ananta Toer, Mochtar Lubis, Kuntowijoyo, hingga Y.B Mangunwijaya.

Melani pun menikmati karya-karya penulis baru, seperti, Intan Paramadhita dan Feby Indirani.

“Banyak tulisan-tulisan teman perempuan yang sangat memikat sekali. Karena dia peka terhadap berbagai macam relasi kekuasaan dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Melani.

Melani sudah mengakrabi dunia sastra sedari kecil.

Ia lahir dan besar di keluarga yang mencintai seni dan budaya. Melani kecil gemar membaca komik silat R.A Kosasih, seperti Mahabharata, Bharatayuda, dan Panji Semirang.

Orangtua Melani mengenalkan kesenian ke delapan anaknya lewat cara unik. Tiap ada yang berulang tahun, hadiahnya harus berupa karya seni yang diciptakan sendiri.

"Kami dari kecil menulis sajak untuk kakak yang ulang tahun, untuk ayah ibu, atau melukis, atau rame-rame satu keluarga bikin drama, itu sudah biasa,” kata perempuan kelahiran 1954 itu.

Baca juga:

Aline Wiratmaja Edukasi Literasi Keuangan di Media Sosial

Melani dan saudara-saudaranya juga kerap diajak menonton ludruk, drama, wayang kulit dan wayang orang. Sang ayah adalah seorang pendongeng sekaligus pelawak ulung. Ia kerap diminta melakukan semacam 'stand-up comedy', ketika ada acara keluarga.

“Macam-macam komedi yang lucu, aneh-aneh. Saya ingat satu judulnya ‘Profesor Linglung’. Ini jadi karma deh, saya jadi profesor linglung,” canda Melani.

Melani sejak awal juga akrab dengan karya-karya penulis luar negeri. Ini lagi-lagi hasil pengaruh keluarga. Kakak tertua Melani mengoleksi novel seri klasik Penguin.

“Kakak saya sering kali kalau saya kelihatan sedang bingung atau sedang ada masalah, datang, lalu menyodorkan puisinya Emily Dickinson,” ujar Melani.

Membaca sastra karya penulis luar, membuat imajinasinya menjelajah melampaui ruang dan waktu. Itulah yang melatari Melani memilih jurusan Sastra Inggris UI.

“Saya ingin melanglang buana dulu melalui bahasa Inggris yang tentu saja menjadi bahasa kesastraan dunia,” aku perempuan lulusan Cornell University itu.

Dedikasi Melani selama puluhan tahun di pengembangan sastra dan budaya sudah tidak diragukan lagi. Kerja-kerjanya diapresiasi dengan penghargaan Sarwono Award 2023 oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Editor: Ninik Yuniati

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!