NASIONAL

Megawati Serukan Bakal Calon Kepala Daerah PDIP Berani Lawan Intimidasi

Megawati mengingatkan para bakal calon kepala daerah yang diusung untuk bersikap berani bila mengalami intimidasi aparat pemerintah.

AUTHOR / Hoirunnisa

EDITOR / R. Fadli

PDIP
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri (14/8/2024). (Foto: Screenshot Youtube PDI Perjuangan)

KBR, Jakarta - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri hari ini mengumumkan 305 bakal calon kepala daerah yang diusung pada Pilkada Serentak 2024.

Dari jumlah itu, 12 orang merupakan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur, serta 293 bakal calon bupati dan wali kota.

Dalam amanatnya, Megawati mengingatkan para bakal calon kepala daerah yang diusung untuk bersikap berani bila mengalami intimidasi aparat pemerintah.

"Mana adil makmur? Nah kalau penguasanya aja nyuruh ini musti enggak boleh, yang itu enggak boleh jadi, makanya itu tadi saya mastiin, kalian berani apa enggak? Kalau ada yang mau mengintimidasi, ngomong saja, bahwa kita ini adalah warga lho," ujar Megawati Soekarnoputri saat Pengumuman Bakal Calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah Kader PDI Perjuangan, Rabu (14/8/2024)

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri juga mengingatkan ke-305 bakal calon kepala daerah yang diusung harus menjaga kedisiplinan, soliditas, dan bergerak bersama. Selain itu, membangun ikatan atau bonding dengan turun ke "akar rumput" guna menyerap aspirasi masyarakat.

Berikut daftar 13 bakal calon gubernur yang diusung PDIP:

1. Provinsi Aceh, Musyakir Manaf

2. Sumatera Utara, Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Edy Rahmayadi.

3. Riau, Abdul Wahid dan SF Herianto.

4. Bengkulu, Helmi Hasan dan Mian.

5. Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan Musyafirin.

6. Sulawesi Utara, Steven Kandouw.

7. Kalimantan Tengah, Nadalsyah Koyem dan Sigit Yunianto.

8. Kalimantan Timur, Isran Noor dan Hadi Mulyadi.

9. Sulawesi Selatan, Ramadhan Pamanta dan Azhar Arsyad

10. Sulawesi Tenggara, Lukman Abu Nawas dan Laude Ida.

11. Papua Barat/Bapua Barat Daya, Letjen TNI Purnawirawan Yopi Ones dan Ibrahim Ugaje.

12. Sulawesi Tengah, Rusdi Mastura dan Mayor Jenderal TNI Purnawirawan Agusto.

13. Maluku, Letjen Jenderal TNI Purnawirawan Jeffrey A. Rahawarin dan Abdul Mukti Keliobas.

Megawati Bantah Mengintimidasi

Di sisi lain, Megawati Soekarnoputri juga menyinggung dirinya yang dinilai melakukan intimidasi kepada Kapolri, Listyo Sigit Prabowo. Padahal, kata Megawati, dirinya hanya sebatas ingin bertemu Kapolri.

Megawati juga membantah mengintervensi kasus yang menyeret Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

"Ada orang ngomong lho kok saya mengintimidasi Kapolri, weh ini orang, bukan orang Indonesia ku rasa, masa gak ngerti aturan, tulis lho awas kalau gak. Saya warga negara Indonesia, saya yang memisahkan Polri, betul apa tidak? Iya lho," ujar Megawati.

Megawati juga mengatakan, sebagai pimpinan Polri, Listyo seharusnya membukakan pintu bila ada masyarakat yang ingin bertemu. Namun, kata Megawati, hingga kini belum ada agenda pertemuan tersebut.

"Kalau saya mau ketemu Pak Kapolri, Pak Kapolrinya kan mestinya buka pintu, kalau intimidasi saya enggak ngomong di depan umum, kenapa gak boleh ketemu Kapolri? Kapolrinya mau gak ketemu saya? Sampai hari ini gak ada surat, Bu Mega yang terhormat gitu, ayo kita ngobrol, memangnya terus nanti saya mau ditangkap, karena mau ketemu Kapolri ditangkap?" kata Mega.

Sementara itu, Megawati juga mengungkit jasa besar dirinya terhadap Polri, dimana dirinya merupakan sosok yang memisahkan TNI dengan Polri dari nama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Sebelumnya, Megawati juga pernah menyinggung nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat Mukernas Perindo 2024.

Salah satu yang Megawati singgung adalah soal dugaan kasus hukum yang belakangan menyeret Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Baca juga:

Airlangga Mundur, Golkar: Calon di Pilkada Tergantung Lobi di KIM
Gerindra PKS Bertemu, Bakal Gabung Koalisi Indonesia Maju

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!