Dengarkan

KBR, Jakarta- Komnas HAM mulai menemukan dua motif insiden kontak senjata antara aparat keamanan dengan kelompok bersenjata di Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Ini merupakan hasil kajian sementara tim Komnas HAM Papua di lapangan.

Kepala Perwakilan Komnas HAM di Papua Frits Ramandey mengatakan dua motif itu adalah politik dan ekonomi. Secara politik, dia menduga Organisasi Papua Merdeka OPM yang mendalangi aksi tersebut. Meski begitu pihaknya masih terus melakukan pendalaman atas kemungkinan motif lain.

"Kronologinya itu kan aparat pada saat itu melakukan patroli kemudian tanpa terduga mereka mendapat penyerangan. Nah soal motifnya, saya pikir Komnas masih terus melakukan pendalaman terhadap dugaan latar belakang, selain motif politik ya. Ada motif politik dalam hal ini ada dugaan terhadap kelompok Organisasi Papua Merdeka tapi kami juga punya dugaan lain, ada motif lain yang melatarbelakangi insiden ini. Secara keseluruhan kami menduga ada motif ekonomi di balik semua ini," jelas Frits kepada KBR.

Berdasarkan catatan Komnas HAM, sepanjang 2014 telah terjadi empat kali kontak senjata antara aparat keamanan dan kelompok sipil bersenjata. Sementara jika melihat ke tahun-tahun sebelumnya, hingga kini, setidaknya 28 aparat kepolisian maupun TNI yang tewas dalam insiden serupa.

Kamis lalu, Komnas HAM mengirimkan timnya ke lokasi kontak senjata aparat keamanan dengan kelompok bersenjata di Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Tim tersebut bertugas mengumpulkan bukti dan mengorek keterangan dari warga sekitar menyusul tragedi berdarah di sana. Pascakontak senjata hingga kini, kondisi di Lanny Jaya lenggang lantaran warga memilih berada di dalam rumah atau mengungsi ke tempat aman.

Editor: Dimas Rizky