HEADLINE

Kumpulkan Gubernur, Jokowi Bahas Percepatan Penyerapan Anggaran

Presiden perintahkan percepatan penyerapan anggaran untuk naikkan pertumbuhan ekonomi

AUTHOR / Erric Permana

Kumpulkan Gubernur, Jokowi Bahas Percepatan Penyerapan Anggaran
Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Senin 24 Agustus 2015 (Foto: KBR/Erric P.)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo hari ini mengumpulkan seluruh gubernur, kapolda dan juga Kepala Kejaksaan Tinggi di Istana Bogor, Jawa Barat. Pertemuan ini untuk membahas percepatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Presiden Joko Widodo mengatakan penyerapan anggaran masih bermasalah sehingga harus dipercepat untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini untuk mengantisipasi kondisi ekonomi global yang memburuk.


"Inilah kita bertemu dan mencari jalan keluar. Tadi sebelum pertemuan ini saya sudah ketemu ketua BPK, KPK, Kepala BPKP, kemudian Kejaksaan Agung dan juga Kapolri," ujarnya di Istana Bogor, Jawa Barat.


Presiden Joko Widodo mengatakan banyak faktor eksternal yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di antaranya, krisis ekonomi di Yunani, kenaikkan suku bunga di Bank Sentral Amerika, dan ketegangan antara Korea Selatan dan Koera Utara.


"Maka dari itu, hal-hal tersebut perlu kita  antisipasi bersama. Semuanya harus punya pemikiran yang sama, dan kepatuhan terhadap garis yang nantinya kita sampaikan. Semuanya harus sama. Jangan sampai kita sudah berikan garis, ini di luar garis. Ini hal-hal yang banyak ingin kami sampaikan," tambahnya.


Meski demikian kata dia, masih banyak negara tetangga yang  pertumbuhan ekonominya jauh lebih lambat dibandingkan Indonesia.


Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal Ke II mencapai 4,67 persen. Angka ini turun dibandingkan pertumbuhan pada kuartal I.  

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!