NASIONAL

Korban Kekerasan Meningkat, di PAUD hingga Ibu Rumah Tangga

Terbanyak pada usia anak yaitu 0-17 tahun.

AUTHOR / Hoirunnisa

EDITOR / Sindu

Korban Kekerasan Meningkat, di PAUD hingga Ibu Rumah Tangga
Ilustrasi: Aksi tolak kekerasan terhadap anak dan perempuan. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengungkap adanya peningkatan jumlah laporan korban kekerasan, yakni dari 32.687 pada 2022 menjadi 34 ribu di 2023.

Kepala Biro Data dan Informasi KemenPPPA, Muhaziron Sulistiyo Wibowo mengatakan, meningkatkan jumlah perempuan korban kekerasan yang melapor, jadi indikator angka kesadaran di masyarakat melaporkan kasus.

Hal itu terangkum dalam laporan sinergi basis data kekerasan terhadap perempuan yang dimiliki tiga lembaga pada periode 2023. Yakni Simfoni PPA milik KemenPPPA, Sintas Puan milik Komnas Perempuan, dan Titian Perempuan milik Forum Pengada Layanan.

"Jumlah (catatan) korban dari Simfoni PPA tampak lebih banyak karena unit layanan pengadaan kekerasan terhadap perempuan yang disediakan KemenPPPA telah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga penghitungan data korban pada Simfoni PPA dapat dilakukan secara real time. Terlihat jumlah korban kekerasan yang melapor menurut provinsi itu tertinggi Pulau Jawa," ujar Wibowo dalam paparannya secara daring, Senin, 12 Agustus 2024.

Baca juga:

Kepala Biro Data dan Informasi KemenPPPA, Muhaziron Sulistiyo Wibowo menyebut persentase perempuan korban kekerasan menurut kelompok umur dalam Simfoni PPA terbanyak pada usia anak yaitu 0-17 tahun. Sedangkan pada Sintas Puan dan Titian Perempuan korban terbanyak pada usia dewasa 18-40 tahun.

Sementara untuk tingkat pendidikan, Wibowo menyebut, kekerasan dapat terjadi pada semua tingkat pendidikan mulai TK/PAUD hingga tingkat perguruan tinggi.

"Di sini terlihat bahwa berdasarkan data gabungan, yang paling banyak atau persentase yang paling tinggi adalah 31,50 persen untuk SMA dan sederajat," kata Wibowo.

Hal ini sejalan dengan persentase perempuan dengan kegiatan sebagai pelajar adalah paling banyak menjadi korban 38,38 persen. Disusul perempuan pekerja dan ibu rumah tangga.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!