NASIONAL

Kepala Staf Kepresidenan Jelaskan Peran dan Tugas Baru KSP. Apa Bedanya?

Putranto menyampaikan KSP akan lebih fokus pada pengendalian program prioritas nasional, pengelolaan isu strategis dan komunikasi politik.

AUTHOR / Muthia Kusuma

EDITOR / Rony Sitanggang

Google News
KSP
Tangkapan layar berisi materi pengenalan peran KSP pada era Prabowo Subianto, Rabu, (30/10/2024) (FOTO: YouTube TVR Parlemen)

KBR, Jakarta- Kepala Staf Kepresidenan, Putranto, menjelaskan mengenai peran baru Kantor Staf Kepresidenan (KSP) di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Di hadapan Komisi Reformasi dan Regulasi di DPR, Putranto menyampaikan KSP akan lebih fokus pada pengendalian program prioritas nasional, pengelolaan isu strategis dan komunikasi politik.

“Apabila ada kendala di masing-masing kementerian, kemudian kita tanya ‘Apa sih masalahnya?’ maka akan kita panggil, Pak. Menteri kita panggil, mereka suruh jelaskan apa kendalanya. Apabila itu sudah clear, paham, baru kami laporkan ke presiden. Jadi tidak semata-mata, ‘wah ini kurang’ langsung lapor ke presiden, tidak. Kita pun bekerja sama. Tentunya saya juga akan komunikasi dengan teman-teman yang ada di sini (DPR),” ucap Putranto saat rapat kerja dengan DPR Komisi XIII, Rabu, (30/10/2024).

Baca juga:

Kepala Staf Kepresidenan, Putranto menambahkan, terkait dengan data dan informasi, KSP akan melakukan verifikasi data yang diperoleh dari berbagai sumber untuk memastikan akurasi data tersebut. Menurutnya, hal ini penting untuk mendukung pengambilan keputusan oleh Presiden.

"Kemudian yang berikutnya adalah penyampaian analisis data, informasi strategis dalam rangka memproses pengambilan keputusan. Nah ini kemarin juga sempat dibahas oleh Beliau (Presiden Prabowo) bahwa data yang diperoleh contoh data masyarakat miskin, itu ada 3 atau 4 institusi yang berbeda," imbuhnya.

Sambungnya, "Maka yang kemarin beliau minta data yang fix sehingga untuk pemberian bantuan dan sebagainya itu bisa langsung kepada per orang by name, yang selama ini satu tempat tidak mengakui atau tidak mau menerima paket data yang satunya, satunya demikian. Sehingga perintah oleh Beliau kemungkinan besar salah satu instruksi diperintahkan untuk menangani semua untuk keakurasian data yang ada."

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!