Dengarkan

KBR68H, Washington - Amerika sedang menghadapi reaksi tajam dari Eropa menyusul laporan-laporan bahwa Badan Keamanan Nasional (NSA) menyadap ponsel Kanselir Jerman Angela Merkel.

Ada juga laporan-laporan di negara-negara lain, termasuk Perancis dan Spanyol, bahwa NSA mengumpulkan data telepon jutaan warga kedua negara itu. Semua laporan tersebut didasarkan pada data yang dibocorkan oleh bekas kontraktor NSA Edward Snowden

Parlemen Eropa mengirim delegasi dengan sembilan anggota ke Washington untuk bertemu dengan para anggota Kongres serta para pejabat perdagangan dan diplomatik Amerika untuk menyampaikan kemarahan mereka atas praktek mata-mata Amerika itu.

Anggota Parlemen Eropa Jan Philipp Albrecht mengatakan kepada VOA laporan tentang penyadapan telepon kanselir Jerman itu merupakan hal yang sudah melampaui batas.

“Sekarang orang benar-benar prihatin. Mereka menganggap bahwa tindakan ini tidak lagi terkait dengan ancaman teroris, karena Kanselir Angela Merkel bukan seorang teroris, atau bukan bagian dari jaringan teroris, dan mereka berpikir bahwa ada garis merah yang dilanggar, yakni memata-matai semua orang tentang semua hal.”kata Philipp.

Albrecht menghimbau agar diadakan debat publik dan Kongres Amerika meloloskan peraturan untuk menyeimbangkan kebutuhan keamanan nasional dengan tanggung jawab untuk melindungi hak-hak sipil yang mendasar. Para pejabat Eropa mengatakan jika tidak dilakukan perubahan, pembicaraan perdagangan trans-Atlantik yang penting itu akan ditangguhkan.

Di Capitol Hill, Komisi Intelijen DPR mengadakan sidang terbuka mengenai kemungkinan perubahan program mata-mata NSA. Kepala NSA Keith Alexander membela diri, dan mengatakan orang-orang di NSA adalah patriot yang bangga yang bekerja keras untuk menjaga Amerika dan Eropa aman dari ancaman teroris yang nyata.

"Tetapi yang tidak kami lakukan adalah memata-matai warga Amerika tanpa mempedulikan hukum, atau dalam hal ini, memata-matai warga negara manapun tanpa pandang bulu.”ujarnya.

Ditanya tentang penyadapan pembicaraan telepon para pemimpin asing, Alexander mengatakan salah satu hal pertama yang dipelajarinya di sekolah intelijen adalah mengetahui niat para pemimpin asing merupakan hal yang berharga. Alexander membantah NSA mengumpulkan catatan pembicaraan telepon jutaan warga Perancis dan Spanyol.

Gedung Putih mengatakan Amerika tidak lagi menyadap ponsel Kanselir Jerman Angela Merkel dan berjanji akan meninjau ulang program NSA itu. (VOA)

Editor: Doddy Rosadi