NASIONAL

Kemenkes: Tak Perlu Khawatir Wabah Virus Marburg

Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat tak perlu khawatir ihwal penyebaran virus Marburg yang kini mewabah di Afrika.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

Virus Marburg
Ilustrasi virus Ebola. (Foto: CDC/Unsplash.com)

KBR, Jakarta – Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat tak perlu khawatir ihwal penyebaran virus Marburg yang kini mewabah di Afrika.

Meski demikian, masyarakat mesti waspada karena virus ini memiliki tingkat fatalitas yang tinggi.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan wabah virus Marburg dilaporkan muncul pertama kali di kota Marburg, Jerman, kemudian menyebar hingga Serbia dan kini ada di Guyana Ekuatorial.

"Kita tidak perlu khawatir ya karena sebenarnya penyakit Marburg ini bukan pertama kali adanya laporan ini pada WHO. Kalau kita lihat dari pertama kali dilaporkan tentang penyakit ini, tidak pernah penyakit ini kemudian berkembang luas dan cepat seperti mungkin kalau kita mengingat apa yang pernah kita hadapi dalam saat pandemi Covid-19,” kata Siti Nadia saat dihubungi KBR, Kamis (16/2/2023).

Baca juga:


Siti Nadia mengatakan pembawa virus Marburg selain dari kelelawar buah juga bisa melalui monyet. Tingkat fatalitas virus ini mencapai 80 persen.

Virus ini memiliki hubungan erat dengan virus Ebola. Gejala jika terpapar virus Marburg antara lain demam, diare, muntah dan buang air besar berdarah. Hingga kini belum ditemukan vaksin dan obatnya.

Siti Nadia lantas memberi beberapa tips agar masyarakat terhindar dari paparan virus Marburg. Hal ini perlu dilakukan agar virus Marburg tidak mewabah di Indonesia.

“Yang pertama adalah tentunya bagi para pelaku perjalanan luar negeri yang mengunjungi daerah-daerah yang merupakan daerah endemik atau daerah daerah yang melaporkan adanya kasus penyakit Marburg ini, tentunya kalau ada gejala demam segera lapor dan segera menceritakan riwayat perjalanannya ke tenaga kesehatan sehingga bisa ditangani secara cepat,” ucap Siti Nadia.

Yang kedua, hindari makan makanan mentah atau setengah matang. Kemudian tidak menyentuh hewan sakit atau berkontak dengan orang bergejala penyakit Marburg tersebut.

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!