NASIONAL

Kemenkes: Penyakit Ginjal Kronis Masuk 10 Besar Penyebab Kematian

Fatcha melanjutkan, penyakit ginjal kronis termasuk dalam 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak di Indonesia.

AUTHOR / Hoirunnisa

Penyakit Ginjal Kronis
Paparan Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kemenkes, Fatcha Nuraliyah. (Sumber: Youtube Kemenkes RI)

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan melaporkan kasus penyakit ginjal kronis (PGK) di Indonesia yang menyerang kalangan usia 15-24 tahun berjumlah 1,33 permil (tiap-tiap seribu). Sedangkan di kalangan usia 65-74 tahun berjumlah 8,23 permil.

Ketua Tim Kerja Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kemenkes, Fatcha Nuraliyah mengingatkan, perlunya melakukan skrining kesehatan sejak dini, termasuk kesehatan ginjal.

"Kalau kita lihat penyakit ginjal kronis itu ternyata bisa terjadi mulai usia 15 tahun sampai usia lanjut. Jadi mulai 15 tahun memang harus dilakukan skrining apakah ada gangguan ginjal atau tidak. Karena berdasarkan survei penyakit ginjal kronis itu bisa terjadi mulai usia 15 tahun dan yang paling besar mulai naik di angka kejadian usia 30 tahun," kata Fatcha dalam siara daring, Rabu (27/3/2024).

Secara nasional, Fatcha mengatakan, jumlah rata-rata kasus penyakit ginjal kronis di Indonesia mengalami peningkatan di tahun 2018 sebanyak 3,8 permil. Padahal di 2013 sebanyak 2,0 permil.

Fatcha melanjutkan, penyakit ginjal kronis termasuk dalam 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak di Indonesia.

Baca juga:

Pembiayaan Kesehatan Pasien Gagal Ginjal Terus Meningkat
DBD di Jawa Barat Meningkat Capai 5.600 Kasus, 41 Meninggal

Untuk itu, Kemenkes berkomitmen merevitalisasi struktur dan jejaring pelayanan kesehatan primer serta laboratorium kesehatan masyarakat. Salah satunya dengan menargetkan meningkatkan jumlah puskesmas dan posyandu di desa.

Sebelumnya, 14 Maret 2024 diperingati sebagai Hari Ginjal Sedunia. Tema yang diusung tahun ini adalah Ginjal Sehat untuk Semua - "Meningkatkan Akses Pelayanan yang Merata dan Pengobatan yang Optimal".

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!