BERITA

Kemendikbud: Penerima BSM Tahun Ini Sedikitnya 3,7 Juta Siswa

Kemendikbud dan Kementerian Agama saat ini tengah berupaya terus meningkatkan jumlah penerima Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dengan menggunakan Kartu Perlindungan Sosial (KPS).

AUTHOR / Fuad Bakhtiar

Kemendikbud: Penerima BSM Tahun Ini Sedikitnya 3,7 Juta Siswa
bantuan siswa miskin, BSM, kartu perlindungan sosial, KPS

KBR, Jakarta - Kemendikbud dan Kementerian Agama saat ini tengah berupaya terus meningkatkan jumlah penerima Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dengan menggunakan Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Upaya itu dilakukan melalui kerjasama dengan Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Anggota Kelompok Kerja Kluster I Timnas Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Dyah Larasati mengatakan, “Anggaran untuk program BSM tahun ini mencapai Rp5,3 triliun untuk jangkauan 11,2 juta anak.”

Dyah mengatakan tugas lembaganya dalam program BSM ini hanya membantu perbaikan program, seperti perbaikan penetapan penerima bantuan. Misalnya prioritas diberikan kepada anak-anak dari keluarga penerima kartu perlindungan sosial yang dikeluarkan tahun lalu. “Itu menjadi prioritas pertama. Jadi yang tahun lalu sudah dapat dari KPS, tahun ini harus dapat lagi.”

Bambang HW dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan BSM ini sifatnya bantuan personal. “Kalau BOS itu bantuan operasional sekolah, BSM untuk personal siswa.” Karena itu, uang BSM bisa dipakai untuk transportasi anak dari rumah ke sekolah dan sebaliknya. Bisa juga untuk membeli buku dan keperluan siswa sekolah lainnya.

Bambang HW mengatakan, “Pencapaiannya saat ini, kami sudah mencairkan BSM yang berbasis KBS itu adalah 3,7 juta siswa lebih. Itu data tahun 2013. Penerima tahun 2013 dijadikan basis penerimaan untuk tahun ini. Bisa bertambah jumlahnya.” Yang dimaksud dengan angka 3,7 siswa lebih itu adalah siswa tingkat Sekolah Dasar.

Untuk siswa madrasah yang pengelolaannya di bawah Kementerian Agama, juga sudah mendapat bantuan serupa. Tapi, Kasubdit Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Sastra Juanda mengaku proses penyalurannya tidak lancar.

“Dana dari APBN untuk 2,7 juta lebih siswa, masih sekitar 7% yang belum mendapat. Sementara untuk yang di APBN-P, masih ada 20% yang belum tersalurkan karena persoalan teknis.” 

Untuk menyalurkan sisa yang belum tersalurkan, Kementerian Agama sudah memerintahkan kepada provinsi untuk menyetorkan kembali anggaran yang belum tersalur ke kas negara. Selanjutnya, pada 2014 ini Kementerian Agama akan memperbaiki sistem penyaluran. Misalnya dengan memperbaiki data penerima menjadi lebih akurat.

Sastra Juanda juga mengaku sudah melakukan persiapan lain untuk penyaluran tahun ini, yaitu, “Yang kedua, kita sudah melakukan pendataan. Terutama siswa penerima BSM tahun sebelumnya dan untuk calon penerima baru untuk setiap jenjang pendidikan.”


Bambang HW menambahkan, penerima bantuan siswa miskin sebenarnya bukan hanya mereka dari keluarga penerima Kartu Perlindungan Sosial KPS. Siswa lain yang bisa menerima bantuan ini adalah mereka yang diusulkan oleh pihak sekolah.

“Tapi kita tetap mengutamakan yang berbasis KPS karena KPS itu penanda rumah tangga miskin. Untuk memastikan BSM itu tepat sasaran, itu menggunakan KBS.”

Bambang mengklaim, kementerian terus berupaya menjaring lebih banyak lagi calon penerima BSM. Misalnya sosialisasi basis penerima BSM di berbagai daerah.

“Ketika ada workshop-workshop di tingkat kementerian juga disampaikan sosialisasi BSM berbasis KBS. Untuk sosialisasi itu, kami juga pernah memasang spanduk-spanduk bahwa orang tua penerima KPS yang mempunyai anak usia sekolah, harus mendaftarkan pula. Ketika para orang tua mengambil dana BLSM, itu sekaligus ada informasi.”

Anggota Kelompok Kerja Kluster I Timnas Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Dyah Larasati menambahkan, lembaganya juga aktif membantu sosialisasi ke seribu lebih sekolah.

“Sekalian untuk menginformasikan, masih banyak anak-anak yang tidak tahu kalau menerima BSM. Padahal sudah ada di rekeningnya.”

Lebih lanjut Dyah berpesan kepada orang tua yang merasa sebagai pemilik KPS untuk rajin mengecek ke sekolah untuk memastikan uang BSM anaknya sudah masuk atau belum. Bagi para pemilik KPS yang belum mendaftarkan, segeralah mendaftarkannya ke sekolah.



Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!