Kasus Century Dipolitisasi, Bank Mutiara Semakin Sulit Dijual

KBR68H

KBR68H – Politisasi terhadap kasus dana talangan Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun akan merugikan negara. Direktur Eksekutif KATADATA Metta Dharmasaputra mengatakan, politisasi kasus ini justru akan membuat Lembaga Penjamin Simpanan kesulitan untuk menjual Bank Century yang kini berganti nama menjadi Bank Mutiara. Karena itu, Metta berharap, kasus dana talangan Bank Century jangan dibawa ke jalur politik.

“Diluar soal pengusutan tadi, saya ingin meminta supaya kita semua menyadari sekarang ini sedang dalam  tahap bagaimana menjual Bank Mutiara semaksimal mungkin. Problemnya Bank Mutiara ini harus dijual berdasarkan Undang-undang senilai Rp 6,7 triliun yang jelas-jelas kemahalan, itu 4,8 nilai buku. Jadi bagaimana mungkin bank seperti ini dijual sangat mahal, apalagi selalu direcoki oleh urusan politisasi ini. Orang tidak sadar bahwa ribut-ribut ini sebetulnya sedang memperbesar potensi kerugian negara.”kata Metta dalam program Sarapan Pagi KBR68H.

Metta menambahkan, harga jual Bank Mutiara senilai Rp 6,7 triliun membuat bank ini semakin sulit untuk dilepas kepada investor baru. Dia memberi contoh, harga jual dua bank BUMN seperti BNI atau Mandiri hanya sekitar 1,5 hingga 2,5 kali nilai buku. Sementara nilai jual Bank Mutiara hampir 5 kali dari nilai buku.

Sebelumnya, analis dan pendiri KATADATA Lin Che Wei mengatakan, pemerintah harus melalukan terobosan agar investor tertarik untuk membeli bank tersebut. Kata dia, dengan harga jual Rp 6,7 triliun maka akan sulit untuk mendapatkan pemilik baru untuk Bank Mutiara. Dia memberi contoh, salah satu terobosan yang bisa dilakukan adalah calon investor bisa mencicil pembelian Bank Mutiara.
LPS telah membuka proses divestasi saham bank Mutiara pada Januari 2013. Saat ini masih dalam tahap pendaftaran minat dan kemudian akan diseleksi calon investor yang serius serta memenuhi persyaratan. Rencananya, LPS akan mengumumkan para calon investor tersebut pada Mei nanti.
Bank Mutiara merupakan bank yang dimiliki LPS dan sebelumnya bernama Bank Century. LPS mengambil alih saham Bank Century pada saat bank tersebut bermasalah pada tahun 2009 silam.