NASIONAL

BNPB Tak Ingin Karhutla pada 2015 dan 2019 Terulang Kembali di Kalbar

Sempat diguyur hujan beberapa hari terakhir.

AUTHOR / Astri Yuanasari, Muthia Kusuma

BNPB Tak Ingin Karhutla pada 2015 dan 2019 Terulang Kembali di Kalbar
Ilustrasi: Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Provinsi Aceh, terus meluas menjadi 47 hektare. Foto: BPBA

KBR, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta jajaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dan unsur terkait tetap mewaspadai kondisi cuaca selama beberapa hari ke depan.

Permintaan itu disampaikan Kepala BNPB, Suharyanto merespons kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sana yang sudah tertangani baik, lantaran sempat diguyur hujan beberapa hari terakhir.

Kata dia, penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus bisa menjadi pokok perhatian bersama. Suharyanto menjelaskan semua itu saat melakukan kunjungan kerja Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Darurat Bencana Karhutla di Provinsi Kalimantan Barat, Rabu, 20 September 2023.

"Karena kita tidak mau mengulangi pengalaman buruk di 2015 dan 2019, kita malu waktu itu. Indonesia ini di kawasan Asia tenggara apalagi ASEAN itu sudah menjadi juru yang terdepan ini, kebanggaan-kebanggaan kita sebagai bangsa ini jangan dinodai dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang tidak bisa ditangani," kata Suharyanto dalam video yang diterima KBR, Kamis, (21/9/2023).

Suharyanto menambahkan, apabila tidak ada potensi hujan, maka teknologi modifikasi cuaca (TMC) dapat dilakukan jika memang dibutuhkan untuk penanganan karhutla.

Ia juga meminta kepada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Karhutla dari berbagai unsur seperti pemerintah daerah, TNI dan Polri untuk memastikan api benar-benar padam, meskipun saat ini tidak tercatat ada titik panas atau hot spot di wilayah Kalbar.

Kalimantan Barat merupakan salah satu dari enam provinsi prioritas penanganan karhutla yang ditetapkan BNPB. Lima provinsi lain adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

Catatan BNPB pada minggu ketiga September 2023, titik panas terbanyak terdapat di Sumatra Selatan. Di wilayah itu titik panas melonjak lebih tiga ribu titik, menjadi 7.600-an titik. 

Sementara penurunan signifikan terjadi di Kalimantan Barat dari 9.500-an menjadi 1.300-an titik panas. Penyebab karhutla didominasi ulah manusia.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!