NASIONAL

Jumlah Titik Panas di 6 Provinsi Prioritas Karhutla Menurun

Secara umum total hotspot berkurang 5,4 persen.

AUTHOR / Astri Yuana Sari

Jumlah Titik Panas di 6 Provinsi Prioritas Karhutla Menurun
Petugas bersama relawan memadamkan api di Gunung Baluran, Jatim, Kamis (28/09/23) malam. (Antara)

KBR, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeklaim terjadi penurunan jumlah titik panas atau hotspot pada minggu pertama Oktober dibandingkan minggu lalu di enam provinsi prioritas penanganan karhutla, yakni Kalimantan Tengah, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Jambi, dan Riau.

Juru bicara BNPB Abdul Muhari mengatakan, secara umum total hotspot berkurang 5,4 persen, atau dari 63.837 menjadi 60.376. Abdul menyebut, turunnya hujan di beberapa wilayah sangat memengaruhi jumlah penurunan hotspot.

"Jadi meskipun di beberapa tempat, oh, ini masih menyala, tapi keberadaan hujan di beberapa tempat yang cukup intens itu signifikan dalam mereduksi daerah titik api dan cakupan daerah terbakar. Karena memang ketika sudah terjadi eskalasi daerah terbakar itu signifikansi dari tim darat, water bombing, itu enggak cukup, enggak cukup signifikan kita memang berharapnya dari hujan," kata Abdul dalam Disaster Briefing BNPB, Selasa, (10/10/2023).

2 Provinsi Meningkat

Meski begitu, Abdul mengatakan, ada dua provinsi yang terjadi peningkatan hotspot, yakni Kalimantan Tengah 18,7 persen, dan Kalimantan Barat 22,6 persen. Kata dia, pemerintah juga terus melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menurunkan hujan buatan di wilayah-wilayah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Abdul berharap, jumlah hotspot di minggu ini akan terus berangsur turun di pekan-pekan berikutnya. Sebab, kata dia, dalam satu pekan ke depan, diprediksi akan terjadi fenomena gelombang ekuatorial yaitu Gelombang Kelvin dan Rossby yang akan aktif, dan menyebabkan wilayah yang dilewati menjadi lembab dan meningkatkan curah hujan.

Abdul mengatakan, Gelombang Rossby akan aktif di daerah Papua, bagian Utara pulau Kalimantan, dan utara Pulau Sulawesi.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!