BERITA

Jangan Sepelekan Kesehatan Gigi

Penyakit jantung, bisa menjadi salah satu efek jangka panjang dari kesehatan gigi yang bermasalah dan tidak teratasi.

AUTHOR / Yogi Ernes

Jangan Sepelekan Kesehatan Gigi
Foto: Herry Lawford/Flickr/Creative Commons

KBR, Jakarta - "Daripada sakit hati, lebih baik sakit gigi ini, biar tak mengapa ..... "

Potongan lirik Meggy Z berjudul "Lebih Baik Sakit Gigi" di atas, rasa-rasanya kurang pas bila disandingkan dengan kenyataan. Sebab sakit gigi, rupanya juga tak kalah gawat dan panjang dampaknya kalau tak ditangani dengan baik. Perbincangan ini,  pekan lalu jadi salah satu topik di program Ruang Publik KBR.

Karena seolah tampak sepele dan tak besar efeknya, sebagian orang kerapkali mengesampingjan kesehatan gigi dan mulut. Padahal, menurut Dokter Gigi Irayani Queencyputri, perawatan bagian ini tak kalah penting dibanding organ lainnya.

Anda yang sudah pernah merasakan, pastinya tahu betapa menderita dan repotnya sakit gigi. Selain itu, penderita juga bakal tak nyaman sebab nyeri sakit gigi bisa menganggu aktivitas sehari-hari.

Bukan saja sakit bawaan gigi yang sedang tak sehat, tahukah Anda bahwa jika gigi bermasalah juga bisa memengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya?

Irayani Queencyputri yang sehari-hari praktik sebagai dokter gigi HHDC Clinic Thamrin Jakarta mencontohkan, ketika ada salah satu gigi berlubang maka hal tersebut akan memengaruhi proses mengunyah makanan oleh mulut. Atau, saat gigi sedang sakit, mengunyah pun dilakukan hanya pada satu bagian sisi gigi saja.

Padahal, dalam dunia kesehatan, dianjurkan  mengunyah 30 hingga 50 kali agar makanan benar-benar terlumat dengan baik sebelum masuk ke lambung.

“Jadi kalau gigi kita berlubang,  kita ngunyah makanannya apa adanya saja ya, yang penting masuk ke perut. Nah kalau potongan makanan belum terlumat baik dan masuk ke lambung, asam di lambung itu akan bekerja dengan lebih keras sehingga bisa menyebabkan asam lambung,” terang Ira dalam perbincangan di program Ruang Publik KBR.

Penyakit jantung, rupanya juga merupakan salah satu efek jangka panjang dari kesehatan gigi yang bermasalah dan tidak teratasi. Ira menjelaskan, anatomi pada gigi manusia terdiri dari 3 lapisan, masing-masing adalah email, dentin, ruang pulpa atau ruang saraf.

Ketika sebuah gigi berlubang dan dibiarkan, lantas lubang tersebut kian melebar sehingga masuk ke lapisan ruang pulpa, kondisi ini memungkinkan bakteri jahat di rongga mulut masuk ke lubang gigi dan kemudian hinggap ke pembuluh darah.

"Kalau sudah begitu, biasanya bakteri itu akan mengikuti aliran darah hingga bermuara dan menempel ke jantung kita. Jadi efek jangka panjang dari kesehatan gigi yang tidak diatasi bisa sampai seperti itu," jelasnya.

Itu sebab, Ira menyayangkan saat tingkat kepeduliaan masyarakat terhadap kesehatan gigi kini masih minim. Menurutnya, sebagian besar orang Indonesia hanya berobat ke dokter gigi ketika sedang sakit. Padahal, perawatan dan pengecekan kesehatan gigi secara rutin penting dilakukan. Ia pun mengajak masyarakat  untuk lebih peduli dengan secara berkala mengecek gigi ke dokter gigi, meskipun tidak sedang mengalami keluhan terkait kesehatan gigi.

"Dianjurkan itu pemeriksaan gigi minimal 6 bulan sekali wajib dilakukan. Karena saat kita melakukan pemeriksaan tersebut, yang diperiksa juga bukan gigi saja, tapi bisa menjalar ke anggota tubuh lainnya," saran Ira.

Ia tak melarang perawatan tradisional untuk menjaga kesehatan gigi. Seperti masyarakat Indonesia yang masih percaya mitos perawatan gigi. Salah satu yang turun-temurun dipercaya adalah khasiat daun sirih dalam menjaga kesehatan gigi. Ira tidak menampik jika daun sirih memiliki dampak yang baik bagi gigi. Tapi ia mengingatkan, penggunaan daun sirih dengan jumlah berlebihan justru bisa menimbulkan masalah baru.

"Daun sirih itu kan memang bisa antibakteri, anti-gigi berlubang, serta bagus untuk menguatkan gigi dan rongga mulut ya. Secara tradisional oke. Tapi kan selama ini kita nggak tahu para orang tua kita yang nyirih tersebut bagaimana takarannya," ungkapnya. 

"Nyirih secara berlebihan itu atau konsumsi daun sirih yang banyak pada akhirnya bisa memengaruhi masalah kesuburan. Jadi saya sarankan masyarakat untuk menggunakan pasta gigi yang sekarang. Karena yang ada mengandung daun sirih dengan dosis dan takaran yang sudah diperhitungkan secara medis," sambung Ira.





Editor: Nurika Manan


 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!