BERITA

Jamin Pasokan Listrik Sepanjang Ramadan, Ini Langkah PLN

Selain itu, untuk daerah di luar jaringan Jawa-Bali, PLN sudah mengantisipasi dengan melakukan pengecekan pembangkit dan menyiapkan infrastruktur cadangan jika terjadi gangguan pada pembangkit.

AUTHOR / Yudi Rachman

Jamin Pasokan Listrik Sepanjang Ramadan, Ini Langkah PLN
Petugas PT PLN Persero Cabang Kendari memperbaiki kabel induk yang menghubungan dua kabupaten, Kendari, Sulawesi Tenggara. (Foto: Antara)

KBR, Jakarta - PLN menjamin pasokan listrik sepanjang Ramadan dan lebaran aman. Sebab, menurut Juru Bicara PLN Pusat Agung Murdifi, pihaknya telah menempuh sejumlah langkah untuk mengantisipasi ancaman gangguan. Salah satunya, melalui perawatan rutin seluruh instalasi baik di Jaringan Jawa-Bali maupun di daerah.

"Kami upayakan ganguan-ganguan seperti kena pohon dan segala macam bisa berkuranglah, kita upayakan nol," jelas Agung saat dihubungi KBR.

Untuk daerah di luar jaringan Jawa-Bali, selain mengecek pembangkit listrik, PLN juga menyiapkan infrastruktur cadangan jika terjadi gangguan pada pembangkit.

"Ketiga, kami all out seperti yang di Nias, sekarang sudah cukup daya mampunya karena mesin-mesin dari PLN yang 24 MW sudah terpasang dan beroperasi. Nias yang kemarin defisit bisa normal. Untuk Jawa-Bali mudah-mudahan kita berdoa tidak terjadi sesuatu hal yang tidak kita inginkan. Biasanya hampir sama saja, tidak ada peningkatan," katanya.

Juru bicara PLN Pusat Agung Murdifi menambahkan, beban daya konsumsi listrik diperkirakan akan meningkat hingga 30%. Selain itu, beban puncak juga akan terbagi dua waktu yaitu pada waktu sore hari mulai pukul 18.00 hingga 21.00 dan pukul 03.00 dini hari hingga pukul 05.00.

"Ada peningkatan beban puncak pada jam 3 pagi sampai subuh, tergantung daerahnya karena masing-masing berbeda. Biasanya rata-rata dari beban biasanya bisa naik sampai 30%," katanya.



Editor: Nurika Manan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!