NASIONAL

Istana Klaim Pembangunan IKN Sesuai Rencana

Masalah jadwal IKN tetap tidak ada yang bergeser.

AUTHOR / Astri Yuanasari

EDITOR / Wahyu Setiawan

IKN
Pembangunan Istana Presiden di IKN, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Senin (12/02/24). (Antara/Rivan Awal)

KBR, Jakarta - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengeklaim pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara berjalan sesuai rencana, meskipun Presiden Joko Widodo belum menandatangani keputusan presiden (keppres) pemindahan ibu kota.

Moeldoko mengatakan Jokowi akan berkantor di IKN setelah sarana dan prasarana dasar betul-betul siap dan layak digunakan.

"Kita tunggu ya, Pak Bas (Menteri PUPR/Plt Kepala OIKN) sudah memberikan sinyal atas kesiapannya itu. Masalah jadwal IKN tetap tidak ada yang bergeser, upacara 17 Agustus akan dijalankan di IKN. Nanti Pak Presiden Jokowi akan didampingi oleh bapak presiden terpilih. Berikutnya di Istana Negara sini nanti akan dipimpin oleh wapres dan wapres terpilih," kata Moeldoko dalam keterangan pers, Senin (22/7/2024).

Sebelumnya, Presiden Jokowi ditargetkan akan mulai berkantor di IKN pada Juli ini. Namun pekan lalu Jokowi mengatakan, masih melihat kesiapan infrastruktur sebelum mulai berkantor di IKN.

Jokowi beralasan, pembangunan infrastruktur di IKN terhambat karena hujan terus menerus.

"Ya melihat itu tadi, kesiapan itu tadi. Walaupun siap, kemarin memang targetnya kan Juli, tetapi coba lihat ke IKN, tiap hari hujan terus, hujan deras banget. Jadi memang pekerjaan banyak yang mundur, dan itu biasa dalam proyek besar," kata Jokowi kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (16/7/2024).

Jokowi menjelaskan, infrastruktur dasar seperti air dan listrik memang sudah siap di IKN, namun perlu waktu untuk proses instalasi ke seluruh ruangan-ruangan bangunan yang ada di IKN.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!