RAGAM

Indonesia Darurat Sampah, Perlu Segera Berbenah!

Komposisi sampah yang paling banyak merupakan sampah yang berasal dari rumah tangga

AUTHOR / Tim Ruang Publik

Pemulung memilah sampah di TPA Galuga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/2/2024). ANTARA FOTO/
Pemulung memilah sampah di TPA Galuga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/2/2024). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/tom.

KBR, Jakarta - Pengelolaan sampah yang kurang optimal masih menjadi tantangan besar di Indonesia, sebab sampah yang dihasilkan setiap tahunnya masih sangat besar. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total timbulan sampah di Indonesia per 2022 ada lebih dari 35 juta ton per tahun. Dari total timbulan sampah di Indonesia, komposisi sampah yang paling banyak merupakan sampah yang berasal dari rumah tangga, yaitu sebesar 38%.

Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan (YPBB), sebuah organisasi yang konsisten dalam mempromosikan dan mempraktikkan pola hidup yang berkelanjutan, juga turut menyampaikan keprihatinannya terhadap masalah sampah di Indonesia. Eliza Putri Ayu, Zero Waste Campaign Officer YPBB menyebut saat ini lebih dari 80% pengelolaan sampah di Indonesia menerapkan sistem pembuangan terbuka. Sampah dikumpul di sumbernya, yaitu di rumah tangga yang kemudian diangkut untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

red

“Kalau kita melihat secara general [umum], memang sistem pengelolaan sampah di Indonesia itu masih jauh dari pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Fokusnya masih kumpul-angkut-buang, [sehingga] banyak lahan yang akhirnya sampahnya menumpuk,” kata Eliza dalam talkshow Ruang Publik, Kamis, (22/02/24).

Menurut Eliza, memilah sampah di rumah tangga bisa membantu mengurangi semakin banyaknya tumpukan sampah di TPA. Bila dari sumbernya tidak memilah sampah, ada beberapa dampak yang akan timbul. Pertama, menambah beban pengelolaan sampah sebab pembiayaan yang dibutuhkan akan meningkat. Kedua, pemilahan sampah akan semakin sulit.

“Jadi ada sumber daya untuk memilah sampah itu sendiri. Daripada pemerintah mengeluarkan biaya mahal untuk memilah dan lain-lain, akhirnya dibuang aja ke TPA. Tapi seharusnya tidak boleh seperti itu. Dari pemerintah harus ada perannya sendiri untuk menciptakan tata kelola pengelolaan sampah yang berkelanjutan, menyiapkan sistem operasional dan kelembagaan, regulasi, sampai partisipasi masyarakat,” jelas Eliza.

Baca juga:

Di sisi lain, pemerintah memiliki target pada 2025, yaitu pengurangan sampah harus mencapai 30 persen dari total timbulan sampah yang dihasilkan pada tahun tersebut. Sedangkan di 2020, sudah pernah ditargetkan Indonesia bebas sampah. Oleh sebab itu, Eliza mengatakan bahwa untuk mencapai target ini perlu tindakan bersama antara pemerintah dan masyarakat berupa edukasi, pengawasan, dan keberlanjutan program tersebut.

Upaya apa yang harus segera dilakukan untuk mencapai target pengurangan sampah di Indonesia? Simak selengkapnya dalam Ruang Publik episode Mengatasi Sampah sejak dari Sumbernya, Apa Tantangannya?

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!