NASIONAL

Hari Kartini, Mensos Risma: Peran Ganda Perempuan dan Pembatasan Hak

Perempuan hari ini dituntut untuk bisa menjadi pendukung dalam keluarga, terutama masalah ekonomi dan pendidikan.

AUTHOR / Astri Yuanasari

Hari Kartini, Mensos Risma: Peran Ganda Perempuan dan Pembatasan Hak
Ilustrasi: Peringatan Hari Kartini. Foto: KBR/Muji Lestari

KBR, Jakarta- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyebut kaum perempuan dituntut bisa berperan ganda dalam hidup, terlebih dengan kemajuan zaman saat ini.

Dikutip dari Antara, Menteri Risma mengatakan, perempuan hari ini dituntut untuk bisa menjadi pendukung dalam keluarga, terutama masalah ekonomi dan pendidikan. Hal ini disampaikan Risma dalam momen memperingati Hari Kartini, 21 April 2024.

"Terutama karena, ya, harus ada supporting terutama ekonomi, supporting ekonomi untuk keluarga, kemudian juga pendidikan yang menuntut kaum perempuan untuk bisa bekerja atau bisa berprestasi di luar bidang domestik rumah tangga," kata Risma dikutip dari Antara TV, Minggu, (21/4/2024).

Risma menyebut, cita-cita kesetaraan yang diperjuangkan RA Kartini semasa hidupnya saat ini sudah tercapai. Namun menurutnya, saat ini masih ada beberapa daerah dengan adat yang kuat, yang membatasi hak-hak perempuan untuk berpendidikan dan berkarir di luar bidang domestik rumah tangga.

"Meskipun ada di beberapa daerah di Indonesia yang karena adatnya sangat kuat, masih ada. Tetapi secara umum di Indonesia kita sebenarnya sudah mempunyai hak yang sama untuk berpendidikan untuk berkarir dan sebagainya," kata Risma.

Mengutip Kemendikbud.go.id, Hari Kartini ialah peringatan lahirnya Raden Ajeng Kartini, tokoh emansipasi perempuan Indonesia. Kartini lahir 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia adalah salah satu pelopor perjuangan hak-hak dan pendidikan bagi kaum perempuan.

Kartini jadi simbol semangat perjuangan melawan stereotip negatif gender, dan perjuangan persamaan akses pendidikan bagi perempuan.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!