NASIONAL

Harga Cabai Rawit Naik di 165 Kabupaten/Kota

BPS berharap, pemerintah mewaspadai potensi kenaikan harga cabai rawit pada pekan ini.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah, Fadli Gaper

EDITOR / Sindu

Harga Cabai Rawit Naik di 165 Kabupaten/Kota
Ilustrasi: Pedagang cabai di salah satu pasar tradisional di Bandung, Jawa Barat. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta– Harga cabai rawit naik di ratusan kabupaten/kota pada pekan pertama Juni 2024. Pelaksana tugas (Plt) Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kenaikannya tidak terlalu signifikan, namun jumlah daerahnya naik hampir dua kali lipat. Ia berharap, pemerintah mewaspadai potensi kenaikan harga cabai rawit pada pekan ini.

“Kalau kita jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga cabai rawit ini bertambah relatif banyak yaitu hampir dua kali lipat dari 94 kabupaten/kota minggu lalu, sekarang jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga cabai rawit menjadi 165 kabupaten/kota. Walaupun cabai rawit ini dibandingkan cabai merah kenaikannya masih tipis,” tuturnya dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah 2024 dipantau via kanal YouTube Kemendagri RI, Senin, (10/6/2024).

Kata Amalia, pada pekan pertama Juni 2024, harga cabai rawit Rp49.958 per kilogram. Naik dibandingkan pekan pertama Mei 2024, Rp49.827 per kilogram.

“Berdasarkan pemantauan harga Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) pada minggu pertama Juni 2024, komoditas pangan yang perlu diwaspadai adalah cabai rawit. Komoditas ini mengalami peningkatan harga dan penambahan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga,” paparnya.

Beras

Hal lain yang harus diwaspadai menurut BPS adalah soal produksi padi Juni dan Juli ini. Sebab, pada dua bulan itu, produksi beras diperkirakan menurun. 

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Widyasanti mengatakan, masa puncak produksi padi nasional sudah terlewati, yakni April lalu. Saat itu, produksi mencapai lebih dari sembilan juta ton. .

"Untuk harga beras juga masih terus mengalami deflasi. Catatan kami adalah, meskipun harga beras sudah terus mengalami penurunan bahkan hingga minggu pertama Juni 2024 ini juga masih mengalami penurunan. Namun, catatan kita kedepan adalah mengenai produksi padi nasional," ujar Amalia di acara yang sama.

Plt Kepala BPS Amalia Widyasanti menambahkan, bulan ini produksi padi nasional diperkirakan 3,4 juta ton, lalu pada Juli naik sedikit menjadi 3,7 juta ton. Amalia mengimbau pemerintah pusat dan daerah mengantisipasi sejak dini penurunan produksi padi nasional Juni-Juli 2024

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!