NASIONAL

Harga Beras Kini Mahal, tapi Vital bagi Pedagang Warteg

Padagang warteg mengalami dilema.

AUTHOR / Astri Yuanasari, Heru Haetami

Harga Beras Kini Mahal, tapi Vital bagi Pedagang Warteg
Ilustrasi: Penjualan beras. (Foto: ANTARA/Benny Jahang)

KBR, Jakarta- Beras menjadi salah satu bahan pokok sangat vital bagi pedagang warung Tegal (warteg).

Karena itu, Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengalami dilema saat harga beras terus naik sejak Idulfitri hingga kini.

Kondisi dilema yang ia maksud adalah antara menaikkan harga menu di warteg atau tidak. Sebab, masing-masing pilihan memiliki risiko bagi usaha kulinernya.

"Beras itu sehari bisa sampai 10 kilo sampai ada yang 25 kilo. Kalau itu naik berarti dia akan mengerek yang lain. Kalau kita tempenya mahal, mungkin tahu, tahunya mahal kita kembali ke telur atau ke kan, ya, kan," ujarnya.

Mukroni bersama komunitas warteg mengaku sangat kecewa dengan kenaikan harga beras.

"Misalnya sayur bayam mahal ada sayur kangkung, ada tauge, ya, kan. Nah, ini kan kalau nasi kan, kalau warteg enggak jual nasi, bukan warteg, kan," kata Mukroni saat dihubungi KBR, Senin, (4/9/2023).

Mukroni khawatir, para pembeli akan lari jika ia menaikkan harga menu makanan di warteg. Apalagi, saat ini kondisi ekonomi sebagian masyarakat Indonesia masih dalam tahap pemulihan usai pandemi COVID-19.

"Dalam kondisi ekonominya kayak gini, untuk menaikkan harga menu warteg dengan daya beli yang belum pulih ini, kan, dilema. Kalau menaikkan nanti omzetnya turun, ya, kan. Jadi, dari kami mengharapkan pemerintah, ya, tadi mensubsidilah harga beras," imbuhnya.

Penyebab Kenaikan Versi Pemerintah

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan, penyebab kenaikan harga beras bukan hanya efek situasi di dalam negeri.

Menurutnya, kebijakan penyetopan ekspor beras India juga menjadi faktor penyebab kenaikan harga.

Sejumlah faktor itu disampaikan Zulhas dalam Rapat Kerja dengan DPR di Jakarta, Senin, 04 September 2023.

"Memang beras ini soal dampak psikologi. Ada El Nino, India ini melarang ekspor beras walau berasnya ada stok 7 juta (ton), saya baru pulang dari India. India ada beras 7 juta stoknya, sebenarnya 4 juta lebih dari cukup untuk cover mereka. 3 juta itu bisa diekspor tapi tetap dilarang." kata Zulhas di DPR, Senin, (4/9/2023).

Pantauan KBR melalui Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga beras mengalami kenaikan. Per Senin ini, pukul 18.00, di tingkat pedagang grosir beras premium dihargai Rp13.460/kg kemudian beras premium Rp11.650.

Sementara di tingkat eceran, beras premium di angka Rp14.170 dan beras medium Rp12.510.

Harga beras terus mengalami kenaikan sejak setahun lalu. Kenaikan juga terjadi dalam dua pekan terakhir.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!