BERITA

Hadapi MEA, Menteri Hanif Akan Revitalisasi 279 Balai Latihan Kerja

"Nanti akan ada akreditasi terhadap balai pelatihan kerja agar mereka bisa ditransformasikan menjadi BLK profesional,”

AUTHOR / Dian Kurniati

Hadapi MEA, Menteri Hanif Akan Revitalisasi 279 Balai Latihan Kerja
Menaker Hanif Dhakiri. (Foto: Antara)

KBR, Jakarta– Kementerian  Ketenagakerjaan   akan merevitalisasi 297 balai latihan kerja (BLK). Menaker Hanif Dhakiri mengatakan, nantinya, BLK itu akan diakreditasi oleh Lembaga Akreditas Lembaga Pelatihan Kerja.


“Intinya, dalam menghadapi era yang semakin kompetitif ini, termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN kan dibutuhkan percepatan. Baik percepatan untuk peningkatan kompetensi maupun percepatan untuk sertifikasi profesi. Salah satu yang kami siapkan skenarionya untuk revitalisasi balai-balai pelatihan kerja. Nanti akan ada akreditasi terhadap balai pelatihan kerja agar mereka bisa ditransformasikan menjadi BLK profesional,” kata Hanif di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (05/04/16).



Hanif mengatakan, BLK haruslah memenuhi standar pelatihan kerja mulai dari sarana prasarana, infrastruktur, dan pembiayaan. Hanif berujar, akreditasi BLK sudah dimulai sejak tahun lalu. Namun, agar prosesnya segera rampung, kementeriannya akan berkoordinasi dengan lembaga yang terlibat seperti Lembaga Akreditas Lembaga Pelatihan Kerja. Setelah BLK terakreditasi, upaya Kemenakertrans adalah mendorong sertifikasi profesi.



Kata Hanif, BLK itu berada di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten. Standar kompetensi itu akan mengikuti kebutuhan pasar tenaga kerja. Standar itulah yang akan menjadi rujukan dalam pelatihan-pelatihan tenaga kerja sesuai profesinya. Meski tidak menyebutkan target selesai akreditasi, Hanif berkata, kementeriannya akan mendorong proses itu rampung secepatnya.

Editor: Rony Sitanggang

 

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!