NASIONAL

Genjot Pencapaian, Kemenkes Gelar Sepekan Mengejar Imunisasi

Sejak 2018 hingga 2023 ada 1,3 juta anak belum divaksin.

AUTHOR / Hoirunnisa

Genjot Pencapaian, Kemenkes Gelar Sepekan Mengejar Imunisasi
Ilustrasi: Pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional di Semarang, Jawa Tengah. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menggenjot capaian imunisasi di Indonesia dengan kegiatan Sepekan Mengejar Imunisasi (Penari).

Ketua Tim Kerja Imunisasi Dasar dan Baduta, Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Sulistya Widada menyebut imunisasi serentak nasional ini dilaksanakan di pos pelayanan terpadu (posyandu) dan fasilitas kesehatan.

"Untuk meningkatkan cakupan imunisasi rutin pada bayi anak usia 2 tahun, anak sekolah dasar maupun wanita usia subur. Jadi, kita lengkapi baik yang sudah lewat waktu, maupun yang pada waktu yang seharusnya diberikan. Sasarannya sama sesuai dengan tujuan yaitu untuk bayi baduta, anak usia sekolah dasar dan wanita usia subur," ujar Sulistya dalam konferensi pers online, Selasa, (14/5/2024).

Menurut Ketua Tim Kerja Imunisasi Dasar dan Baduta, Kemenkes, Sulistya Widada, Penari dilaksanakan tiga kali setahun yaitu pada Pekan Imunisasi Dunia, Hari Kemerdekaan, dan Hari Kesehatan Nasional.

Kegiatan ini dilaksanakan usai angka anak yang belum mendapatkan imunisasi atau zero dose immunization makin meningkat.

Jutaan Anak Belum Divaksin

Menurut data Kemenkes, sejak 2018 hingga 2023 ada 1,3 juta anak belum divaksin. Angka zero dose paling tinggi ada di Provinsi Aceh, yakni 254 ribu, disusul Riau, 163 ribu.

Sementara itu berdasarkan jenis Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) 2024, hingga April lalu, capaian seluruh provinsi belum ada yang memenuhi target IDL 33,3 persen.

Padahal menurut Sulistya, imunisasi adalah hak anak untuk mendapat perlindungan sesuai amanat undang-undang. Kata dia, tak ada kata terlambat untuk mendapatkan imunisasi.

"Imunisasi itu adalah hak anak, tentunya untuk mendapatkan perlindungan dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ini adalah untuk syarat tumbuh kembang yang baik," kata Sulistya.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!