NASIONAL

Faisal Basri: Demokrasi Indonesia Dirampok Jokowi

"Sekarang kita mingkem, malu membicarakan demokrasi karena sudah dirampok oleh Jokowi."

AUTHOR / Heru Haetami, Ardhi Ridwansyah

Faisal Basri: Demokrasi Indonesia Dirampok Jokowi
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers sebelum berangkat menghadiri KTT ASEAN-Australia, Senin (4/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

KBR, Jakarta - Ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri menilai demokrasi Indonesia telah dirampas oleh Presiden Jokowi. Menurutnya, demokrasi di era Jokowi terjun bebas.

Kritik itu disampaikan Faisal dalam diskusi bertajuk "Universitas Memanggil" di Gedung IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

"Jokowi jadi presiden, demokrasi sedang marak-maraknya, mencapai level tertinggi, kita menjadi negara demokrasi yang disegani. Sekarang kita mingkem, malu membicarakan demokrasi karena sudah dirampok oleh Jokowi," kata Fasial, Kamis (14/3/2024).

Faisal Basri mengatakan demokrasi Indonesia ada di urutan ke-87 dari sebelumnya berada di urutan 63 dunia pada 2014. Itu berdasarkan data indeks demokrasi dari lembaga V-Dem.

Faisal menyebut indeks demokrasi Indonesia juga terjun bebas dalam setahun terakhir. Ia bilang, skor demokrasi Indonesia turun dari 0,43 menjadi 0,36.

Faisal menilai Jokowi juga telah merusak demokrasi dengan membangun dinasti politik.

"Dia rusak dulu demokrasi baru Gibran bisa jadi wakil presiden. Bahkan dia lakukan, dia perlemah institusi-institusi demokrasi," katanya.

Kritik dari kalangan kampus bukan kali pertama ini terjadi. Sebelumnya, sejumlah akademisi menggelar deklarasi gerakan "Kampus Menggugat" di Balairung, UGM, Yogyakarta, Rabu (13/3/2024). Deklarasi itu menuntut dikembalikannya etika dan konstitusi yang dinilai sudah terkoyak selama lima tahun terakhir.

Baca juga:

Tenaga Ahli Utama Kedeputian Bidang Politik Hukum dan Keamanan Kantor Staf Presiden (KSP) Rumadi Ahmad mengatakan gerakan dari kampus merupakan bentuk kebebasan berpendapat.

Menurutnya kritik semacam itu justru menghidupkan suasana demokrasi di negara ini.

"Ya bagus aja sih sebagai bagian dari demokrasi, ada jaminan kebebasan berpendapat, saya kira pendapat-pendapat seperti itu justru menunjukkan demokrasi kita itu hidup. Jadi enggak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kebebasan berpendapat itu," kata Rumadi kepada KBR, Rabu (13/3/2024).

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!