NASIONAL
Ekspor UMKM Masih Rendah, Kemendag Janjikan Pendampingan
“Meningkatkan ekspor UMKM Indonesia jadi salah satu program prioritas Kemendag”
AUTHOR / Nafisa Deana
-
EDITOR / Valda Kustarini
KBR, Jakarta - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih minim pengetahuan tentang pasar ekspor. Hal ini, menurut Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri, menjadi penghambat UMKM lokal naik kelas, go global.
Kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai lebih dari 60 persen, tetapi kontribusinya terhadap ekspor hanya 11 persen.
“Rendahnya sumbangan UMKM terhadap ekspor nasional tersebut tak lepas dari permasalahan UMKM Indonesia, lemahnya perencanaan manajerial, hingga keberlangsungan UMKM-nya tersebut,” kata Roro di acara pembukaan Women-Led SMEs Dialogue Forum on Trade, Jakarta (5/11).
Problem lain adalah tidak konsistennya kualitas dan rendahnya literasi keuangan.
“Kemendag memiliki berbagai program pendampingan bagi pelaku UMKM, di antaranya, peningkatan daya saing produk, memfasilitasi sertifikasi, layanan pengembangan desain hingga informasi terkait ekspor,” ungkapnya lagi.
Roro memastikan ekspor UMKM menjadi program prioritas Kementerian Perdagangan.
“Salah satu ranahnya adalah pemberdayaan SDM-nya, ketersediaan supply-nya ketika pasar di luar negeri itu kebutuhannya banyak, kita punya kapasitas untuk berproduksi yang banyak,” jelas Roro.
Kemendag berkomitmen menggenjot UMKM untuk go international dengan memanfaatkan kerja sama dengan berbagai negara.
Roro bilang, pemerintah berjanji akan terus mempromosikan UMKM lokal dengan cara berpartisipasi dalam pameran nasional maupun internasional. Harapannya dapat terjadi transaksi dagang, sehingga ekspor bisa meningkat.
Acara Women-Led SMEs Dialogue Forum on Trade adalah salah satu wadah bertemunya pemegang kebijakan dan pelaku UMKM. Kegiatan yang diinisiasi Katalis ini juga menghadirkan para pengusaha UMKM yang sudah menembus pasar internasional. Beberapa produk yang sukses go global di antaranya, olahan cokelat premium, buah khas Indonesia, bawang goreng, hingga bulu mata palsu.
Baca Juga:
- Prabowo Hapus Utang Macet UMKM Petani hingga Nelayan
- Wajib Sertifikasi Halal UMKM, Perlu atau Nanti Dulu?
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!