NASIONAL

Dinkes DKI Jakarta Temukan Tujuh Kasus Aktif Cacar Monyet

"Yang saat ini ditemukan tujuh kasus aktif dan dimana sudah terjadi transmisi lokal,"

AUTHOR / Hoirunnisa, Astri Septiani

cacar monyet
Ilustrasi. Cacar Monyet (Monkeypox). Foto: ANT/shutterstock

KBR, Jakarta- Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat temuan tujuh kasus aktif cacar monyet atau monkey pox di Jakarta.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, total kasus yang ditemukan sejak 2022 hingga kini mencapai delapan kasus.

"Saat ini ada delapan kasus (monkeypox, red) di Indonesia dan semuanya di Jakarta. Satu kasus tadi 2022 dan sudah dinyatakan sembuh setelah tiga minggu isolasi mandiri dirumah. Yang saat ini ditemukan tujuh kasus aktif dan dimana sudah terjadi transmisi lokal. Walaupun satu kasus memang ada riwayat bepergian ke luar negeri. Tapi kalau dilihat dari inkubasi dan penularannya terjadinya setelah pulang dari luar negeri, artinya di Jakarta," ujar Ngabila dalam konferensi pers daring di Instagram Kemenkes, Senin (23/10/2023).

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menyebut dari seluruh kasus aktif masih menjalani isolasi di rumah sakit. Ia memerinci, kasus aktif itu antara lain temuan kasus 13 Oktober 2023, 19 Oktober 2023, dan lima kasus temuan 21 Oktober 2023. Kasus aktif itu, kata Ngabila, merupakan pasien laki-laki berusia 25-35 tahun.

Baca juga:

Lebih jauh Ngabila menjelaskan, pasien tertular melalui kontak seksual. Ngabila menyebut, kontak seksual bukanlah satu-satunya penyebab penularan cacar monyet. Sebab, bisa juga melalui percikan liur (droplet, red), virus yang menempel pada benda sekitar, dan kontak kulit.

Ngabila mengungkapkan, terdapat sembilan orang diduga bergejala cacar monyet yang masih proses pemeriksaan laboratorium PCR.

Risiko penularan rendah

Epidemiolog mengimbau masyarakat tidak panik menyusul temuan kasus monkeypox atau cacar monyet di DKI Jakarta. Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan, risiko penularan penyakit tersebut sangat rendah bagi masyarakat umum.

"Memang 99% ini ditemukan atau kasus ini menyebar di kelompok pria yang memiliki perilaku berisiko tinggi yaitu gay dan melakukan hubungan anal, salah satunya. Hal yang juga di sisi lain tidak usah membuat paniknya adalah pertama bagi masyarakat umum ya Ini risikonya kecil sekali. Amat sangat kecil. kedua, proses penularannya juga lambat ya. Lambat sekali, artinya tidak mudah gitu ya," kata Dicky kepada KBR (18/10/23).

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menambahkan, meski angka kematian cacar monyet relatif kecil, namun virus ini berdampak serius bagi kelompok rentan dengan gangguan imunitas seperti penderita HIV. 

Editor: Muthia Kusuma

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!