NASIONAL

Dikukuhkan Sebagai Profesor, SBY Bicara Pertahanan dan Keamanan Dunia

KBR, Jakarta- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kamis (12/6) hari ini dikukuhkan sebagai profesor bidang ketahanan nasional dari Universitas Pertahanan Indonesia.

AUTHOR / Abu Sahma Pane

Dikukuhkan Sebagai Profesor, SBY Bicara Pertahanan dan Keamanan Dunia
sby, profesor, pertahanan


KBR, Jakarta- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kamis (12/6) hari ini dikukuhkan sebagai profesor bidang ketahanan nasional dari Universitas Pertahanan Indonesia.


Dalam pidato pengukuhannya SBY berpidato soal keamanan dan pertahanan dunia. SBY mengatakan akar konflik di dunia saat ini sudah berbasis terorisme. Persaingan kepemimpinan dunia kini sudah berbasis ideologi, agama, dan peradaban. Konflik berbasis tersebut ditandai sejak pengeboman Gedung WTC Amerika Serikat 11 September 2001 lalu. 


Dalam pengukuhannya SBY juga mengatakan aksi tersebut sebagai perlawanan kelompok yang lemah pada yang kuat.


"Sumber dan akar konflik berubah dari yang lebih berbasiskan ideologi, rivalitas, kepemimpinan dunia, serta ekonomi sumber-sumber kehidupan yang vital. Kini menjadi yang berbasiskan agama dan peradaban. Banyak yang mengatakan bahwa konflik jenis baru ini, terorisme, ekstrimisme, dan radikalisme. Sesungguhnya ini merupakan manifestasi dari benturan emosi antara pihak yang berhadapan. Emosi si lemah yang dipermalukan pihak yang kuat," ujar SBY di Sentul, Bogor, Kamis (12/6).


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menambahkan, konflik di dunia saat ini sudah mengerucut  menjadi antara Islam dan Barat. Selain peristiwa bom gedung WTC Amerika Serikat, konflik semacam itu dibuktikan dengan serangan milter barat pada negara-negara Islam seperti Irak dan Afghanistan. Dengan begitu, SBY menyimpulkan dunia belum aman.



Editor: Luviana

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!