NASIONAL

Diduga Ada Penggelembungan, Perolehan Suara di Kuala Lumpur Melebihi Jumlah DPT

KBR, Jakarta - Lembaga pemantau pemilu luar negeri Migrant Care menganggap janggal hasil sementara Pemilu presiden di Kuala Lumpur.

AUTHOR / Guruh Dwi Riyanto

Diduga Ada Penggelembungan, Perolehan Suara di Kuala Lumpur Melebihi Jumlah DPT
pilpres, kualalumpur, penggelembungan

KBR, Jakarta - Lembaga pemantau pemilu luar negeri Migrant Care menganggap janggal hasil sementara Pemilu presiden di Kuala Lumpur. Pemantau Pilpres Migrant Care Wahyu Susilo  heran karena suara yang masuk melalui surat dan drop box di Kuala Lumpur jumlahnya 2 kali lipat dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kuala Lumpur. Terlebih, sebagian besar suara melalui jalur drop box itu memenangkan secara telak pasangan Capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Di Kuala Lumpur pasangan Capres Prabowo- Hatta memenangi 43.770 suara sedangkan Jokowi: 8525. Padahal menurut Wahyu Susilo jumlah DPT di Kuala Lumpur hanya sekitar 20 ribu. Jadi ada penggelembungan sekitar 22 ribu surat suara.

"Ada keanehan. Kita duga ada keanehan dan ini harus dijelaskan. Dulu itu diprediksi, bahkan kemarin surat suara yang masuk 20 ribu. Sekarang kok bisa sampai hampir empat puluh ribu. Kok ini surat suaranya jadi besar sekali, darimana ini?" kata pemantau pemilu di Malaysia dari Migrant Care, Wahyu Susilo ketika dihubungi KBR, Jumat (11/07).

Wahyu Susilo meminta Panitia Pemilu Luar Negeri Kuala Lumpur, saksi dan panitia Pengawas Pemilu menyelidiki kejanggalan itu.
Menurut laman http://ppln.kbrikl.org, Prabowo Subianto sementara menang telak di Kuala Lumpur. Pasangan itu mendapat lebih 43.770 suara, jauh lebih tinggi ketimbag Joko Widodo yang hanya mendapat 8525 suara. Wahyu menceritakan, kejanggalan ini membuat saksi dari PDI-Perjuangan enggan menyetujui hasil rekapitulasi tersebut.

Sejak awal sistem dropping box ini memang rawan kecurangan, terutama di Malaysia karena banyak pemilih Malaysia yang tidak bisa melakukan pemilihan langsung/ datang ke TPS karena umumnya mereka pekerja/buruh.

Dropbox merupakan kotak suara yang sengaja diedarkan panitia pemilihan luar negeri (PPLN) di beberapa titik di luar negeri. Pemilih tidak perlu mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dropbox akan ditaruh di titik yang dilewati atau mudah diakses oleh pemilih. Namun sistem ini sangat minim pengawasan dan memicu kecurangan.



Editor: Luviana

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!