NASIONAL

CSIS: Tiga Aspek Ekonomi Hijau Luput Dibahas Cawapres Saat Debat

Tiga aspek itu meliputi regulasi, kelembagaan, dan pendanaan.

AUTHOR / Rangga Sugeri

krisis iklim
Aksi krisis iklim di Monas, Jakarta Pusat, Jumat, (20/9/2019) (FOTO: ANTARA)

KBR, Jakarta- Lembaga Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) menyebutkan ada tiga aspek ekonomi hijau yang tidak dibahas oleh para kandidat calon wakil presiden dalam debat ke-empat Pilpres 2024.

Peneliti Departemen Ekonomi CSIS, Dandy Rafitrandi mengatakan tiga aspek itu meliputi regulasi, kelembagaan, dan pendanaan.

“Misalnya dari sisi kelembagaan. Ini sebenarnya adalah permasalahan yang selalu kita jumpai gitu ya dalam terkait dengan tata kelola ataupun juga pemerintahan di Indonesia, baik pusat maupun daerah. Cuma kemarin itu belum keluar masalah kelembagaan. Bagaimana lembaga-lembaga harus lebih efektif dalam meng-address isu-isu climate change maupun PCC iklim,” kata Dandy Rafitrandi dalam media briefing CSIS yang dipantau melalui YouTube CSIS Indonesia, Senin (22/1/2024).

Baca juga:

Peneliti Departemen Ekonomi CSIS, Dandy Rafitrandi menambahkan, para cawapres juga tidak mendalami isu harga unit karbon atau carbon pricing dan penerapan pajak karbon. Padahal, menurut Dandy, dua aspek itu penting lantaran kebijakan Mekanisme Penyesuaian Batas Karbon (CBEM) Uni Eropa yang dapat membebani pelaku ekspor Indonesia ke wilayah itu.

Selain itu, dia juga menyoroti isu pendekatan maupun efektivitas kebijakan krisis iklim, karena ketiga cawapres masih menekankan pada mitigasi. Dia menilai cara berpikir itu harus diubah agar kebijakan iklim Indonesia lebih baik.

Baca juga:

Dandy juga menyoroti soal kebijakan iklim dari aspek kerja sama internasional. Menurutnya, kebijakan iklim yang efektif harus menggandeng negara-negara lain karena Indonesia tidak bisa bekerja sendiri untuk mengatasi krisis iklim. Dia menekankan, kebijakan iklim di Indonesia pasti akan berdampak ke dunia dan sebaliknya.

 Editor: Muthia Kusuma

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!