Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tercapai hingga 8 persen
Penulis: Aura Antari
Editor: Wahyu Setiawan

KBR, Jakarta - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dan menurunkan tingkat kemiskinan dari 9 persen menjadi 4,5 persen, serta bertekad meningkatkan daya saing produktivitas.
Deputi Bidang Pembangunan Kewilayahan Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas Medrilzam mengeklaim pemerintah telah membuat rencana untuk mencapai target itu.
Dia menuturkan, peningkatan daya menjadi salah satu strategi utama dalam perencanaan pembangunan. Upaya ini dilakukan untuk mendorong produktivitas di berbagai unsur baik ekonomi maupun sosial.
"Oleh karena itu, kami makanya di tahun 2045 kita sudah mencanangkan bahwa Indonesia harus bisa lepas dari middle income trap dan itu adalah Indonesia emas di 100 tahun kemerdekaan kita. Nah, ya harus kami hadapi banyak. Tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga di tingkat daerah," ujarnya dalam Webinar Rilis dan Sosialisasi Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) Tahun 2024 di Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Medrilzam mengatakan pemerintah melakukan berbagai perencanaan pembangunan dalam Trisula Pembangunan, yaitu penurunan kemiskinan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Kami sudah mencanangkan betul bahwa ada yang kami namakan Trisula Pembangunan. Pertumbuhan tinggi yang berkelanjutan, penurunan kemiskinan, dan bagaimana kami meningkatkan sumber daya manusia kita. Ini arahan dari Presiden," ujarnya.
Medrilzam mengatakan demi mencapai itu semua, perlu investasi baik di sektor riil maupun SDM. Investasi di sektor riil berkaitan dengan hilirisasi, swasembada pangan, air, energi, dan proyek strategis nasional.
Investasi di sektor riil diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja. Sementara itu, investasi di bidang SDM akan meningkatkan kualitas tenaga kerja dan berpengaruh pada peningkatan daya saing dan produktivitas.
Menurutnya, kedua jenis investasi ini nantinya akan mendukung penyerapan tenaga kerja yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta penurunan kemiskinan.
"Sehingga pertumbuhan ekonominya tetap naik, tapi peningkatan daya beli untuk penurunan kemiskinan ini juga lebih meningkat," ungkapnya.
Baca juga:
- Ambisi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, di Tengah Utang Meningkat
- Target Delapan Persen Di Tengah Badai Ekonomi Global, Ambisius?