NASIONAL

BPS: Aksi Boikot Produk Israel tak Berdampak ke Neraca Dagang RI

Pasalnya, porsi dagang antara Indonesia dan Israel sangat kecil.

AUTHOR / Raden Muhammad Rangga Sugeri

Agresi Israel di Gaza, Palestina
Puluhan mahasiswa dari berbagai elemen menggelar aksi ajakan boikot produk israel di bundaran tugu adipura, Tangerang, Banten, Jumat (11/7). ANTARA FOTO/Lucky

KBR, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut aksi boikot produk Israel di tanah air tidak berpengaruh terhadap kinerja neraca dagang Indonesia. Pasalnya, porsi dagang antara Indonesia dan Israel sangat kecil.

Deputi Bidang Statistik Distribusii dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, nilai impor produk dari Israel maupun Palestina terbilang kecil dan tidak signifikan.

"Secara umum kondisi politik kedua negara tersebut sebenarnya tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia,” kata Pudji dalam rilis BPS, Jumat (15/12/2023).

Pudji menyebut, volume impor Indonesia dari Palestina mulai dari Januari sampai Oktober 2023 sebesar 0,000 persen.

Sedangkan impor nonmigas dari Israel pada periode Januari hingga Oktober 2023, tercatat hanya sebesar 0,0110 persen.

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus di November 2023. Namun, nilai surplus neraca dagang terus menurun tiga bulan terakhir.

"Neraca perdagangan barang mencatat surplus 2,41 juta USD atau turun 1,06 miliar USD secara bulanan. Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 43 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus November 2023 ini menurun jika dibandingan dengan bulan sebelumnya dan lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu," jelas Pudji.

Sebelumnya, sebagian kalangan masyarakat menyerukan aksi boikot penggunaan produk-produk yang berafiliasi atau memberikan dukungan terhadap Israel. Aksi boikot tak lepas dari agresi Israel yang menyasar rakyat Palestina dan fasilitas-fasilitas kemanusiaan di sana.

Baca juga:

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!