NASIONAL

BNPT: Remaja Perempuan jadi Target Utama Radikalisasi

Model serangan terbaru lebih senyap di arus bawah ketimbang serangan terbuka atau open attack.

AUTHOR / Hoirunnisa, Resky Novianto

EDITOR / Sindu

BNPT: Remaja Perempuan jadi Target Utama Radikalisasi
Kepala BNPT Rycko Amelza Dahniel saat menjelaskan capaian penanggulangan terorisme di 2023 di depan Komisi III DPR, Kamis, 27 Juni 2024. Foto: bnpt.go.id

KBR, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut remaja perempuan dan anak menjadi prioritas terbesar radikalisasi kelompok teror di Indonesia.

Menurut Kepala BNPT Rycko Amelza Dahniel, model serangan terbaru lebih senyap di arus bawah ketimbang serangan terbuka atau open attack.

“Yang menarik adalah, perempuan anak dan remaja menempati target tertinggi dari sasaran radikalisasi. Meskipun serangan di atas permukaan nol, tapi di bawah terjadi pergerakan-pergerakan,” kata Kepala BNPT Rycko saat Raker di Komisi III DPR, Kamis, (27/6).

Rycko mengatakan, sejak 2016, BNPT menggandeng 3 ribuan peneliti untuk mendeteksi para remaja, utamanya sekolah menengah atas yang berada di kota-kota besar.

Hasilnya, kenaikan radikalisasi di kalangan remaja meningkat dalam kurun waktu hampir 10 tahun terakhir.

Menurut data BNPT, pada 2023, terjadi migrasi radikalisasi di kalangan remaja dari kelompok toleran aktif sebesar 5 persen. Pada kategori remaja terpapar juga meningkat dari 0,3 persen menjadi 0,6 persen.

Anggaran Menurun

Di kesempatan itu, Kepala BNPT Rycko Amelza Dahniel juga mengeluhkan anggaran yang diterima terus menurun setiap tahun. Kata Rycko, penurunan anggaran BNPT setiap tahunnya tidak sejalan dengan visi misi negara menumpas aksi teror dan radikalisme.

"Seiring dengan perkembangan fungsi tugas yang luas sesuai dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2018, dan peningkatan ancaman kejahatan radikal terorisme, berbanding terbalik dengan anggaran BNPT, yang mengalami penurunan setiap tahunnya pada tahun 2023 hanya sebesar Rp430 miliar," ujar Rycko.

Kepala BNPT, Mohammed Rycko Amelza Dahniel dalam paparannya menunjukkan anggaran BNPT pada 2024 menurun dibanding 2023, yakni dari Rp430 miliar menjadi Rp426 miliar. Dalam momen itu, Rycko juga melaporkan sepanjang 2023 tidak ada satupun aksi terorisme atau zero terrorism attack di Indonesia.

"Global Terrorism Index (GTI) Indonesia pun semakin membaik. Dia mengatakan Indonesia, yang semula berada di posisi ke-24 pada 2022-2023, menjadi posisi ke-31 pada 2024," jelas Rycko.

Namun, Rycko mengingatkan, untuk tidak lengah dan berpuas diri, sebab kondisi itu hanya terjadi di permukaan saja. Sedangkan di bawah permukaan terjadi peningkatan konsolidasi sel-sel teror.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!