Material pasir, tanah dan bebatuan hasil erupsi dalam jumlah besar bisa mengalir secara cepat melalui sungai dan mengancam pemukiman.
Penulis: Fadli Gaper
Editor: Wahyu Setiawan

KBR, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyerukan seluruh pemerintah daerah yang terdapat gunung api untuk mewaspadai potensi banjir lahar dingin.
Seruan ini terutama ditujukan kepada jajaran pemerintah daerah yang gunung api di wilayahnya belum lama terjadi erupsi.
Beberapa gunung api itu antara lain Gunung Lewotobi dan Ile Lewotolok di Nusa Tenggara Timur, Gunung Marapi di Sumatra Barat, Gunung Ruang di Sulawesi Utara, dan Gunung Ibu di Maluku Utara.
"Cukup banyak material hasil erupsi karena volume yang karena terakumulasi selama berbulan-bulan, masih berada dilereng gunung api mulai dari bagian atas hingga bagian bawah, maka apabila hujan tidak perlu lebat tapi intensitasnya sedang apalagi terjadi dalam durasi yang lebih dari satu jam, maka banyak terjadi banjir lahar," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (18/11/2024).
Masih tekait potensi banjir lahan dingin, Dwikorita juga menyerukan agar pemerintah daerah memitigasi bencana terhadap rumah-rumah warga yang berada di sekitar sungai atau bantaran sungai. Terutama yang berada pada jarak radius 1 hingga 2 kilometer dari aliran sungai.
Kepala BMKG juga mengingatkan, bila terjadi lahar dingin dari lereng-lereng gunung api, material pasir, tanah dan bebatuan hasil erupsi dalam jumlah besar bisa mengalir secara cepat melalui sungai dan mengancam pemukiman warga sekitar.
Baca juga:
Status Siaga, PVMBG Perluas Radius Aman Gunung Api Marapi