BERITA

BI: Pemulihan Kesehatan Geliatkan Perbaikan Ekonomi

Indikator ekonomi yang menunjukan pemulihan di antaranya ada peningkatan volume perdagangan, harga komoditas hingga kinerja ekspor impor.

AUTHOR / Siti Sadida Hafsyah

BI: Pemulihan Kesehatan Geliatkan Perbaikan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan tanda-tanda adanya pemulihan ekonomi di tingkat nasional dan global semakin baik. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan hal ini terjadi karena berbagai pihak bekerja keras mendorong pemulihan kesehatan. Upaya vaksinasi menjadi game changer atau pengubah permainan yang membalikkan keadaan, sehingga membuat mobilitas ekonomi meningkat.

"Indikator perbaikan semakin nyata di global maupun dalam negeri, yang kemudian kami di otoritas melihat respons kebijakan sudah mulai dilakukan bersama-sama di KSSK, membangun itu semua baik fiskal moneter porsinya sama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebut dari sisi global, indikator ekonomi yang menunjukan pemulihan di antaranya ada peningkatan volume perdagangan, harga komoditas hingga kinerja ekspor impor. Sedangkan di dalam negeri, pemulihan ekonomi terlihat dari mobilitas masyarakat.

"Dan ini angka-angka ini saya kira juga kita sudah sangat familiar. Economic indicators-nya banyak sekali sebetulnya. Dari mulai beberapa angka pertumbuhan ekonomi dunia yang dilansir international, juga penjualan ritel, PMI-Purchasing Managers Index sebagai sebuah leading indicator terhadap economic activities. Semuanya memang menunjukan tanda-tanda menguatnya pemulihan ekonomi di global," kata Erwin, Kamis (3/6/2021).

Perbaikan ekonomi nasional terlihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2021 tumbuh 6,1% (mtm) meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang masih minus 2,7% (mtm). Kemudian kontraksi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah menjadi 0,74% (yoy) di triwulan I 2021 dibanding triwulan IV 2020, yang minus 2,19%.

"Perbaikan ekonomi ini terutama didorong oleh kinerja ekspor akibat kenaikan permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja fiskal (belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial), serta investasi nonbangunan," ucapnya.

Editor: Sindu Dharmawan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!