NASIONAL

Berebut Suara NU di Pilpres 2024

Ada hampir 42 persen responden yang mengaku terafiliasi atau merasa sebagai nahdliyin.

AUTHOR / Shafira Aurelia

Berebut Suara NU di Pilpres 2024
Ilustrasi: Presiden Jokowi saat Pembukaan Munas-Konbes NU, Ponpes Al Hamid Cipayung, Jaktim, Senin, (18/9/23). Foto: Setpres

KBR, Jakarta- Menkopolhukam Mahfud MD dipilih sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) mendampingi Ganjar Pranowo. Mahfud dipilih karena sejumlah faktor dan pengalamannya, semisal sebagai ahli hukum.

Penetapan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD sebagai bacawapres disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.

"Saya telah mengambil keputusan. Saya tunjukkan sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat bangsa dan
negara, karena itulah dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim maka calon wakil presiden yang
dipilih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan mendampingi Bapak Ganjar Pranowo
adalah adalah Bapak Mahfud MD," ucap Megawati di kantor DPP PDI-P, Rabu, 18 Oktober 2023.

Respons Mahfud

Usai dipilih, Mahfud MD mengatakan, bakal meneruskan dan memperbaiki program pemerintahan yang
sudah ada bersama Ganjar. Dia berjanji, bakal melakukannya dengan tetap berpegang pada konstitusi.

"Maka saat ini saya menyatakan saya bersedia untuk ikut kontestasi bersama Mas Ganjar. Saya akan
mendedikasikan diri dan semua kemampuan saya, ilmu saya, pengalaman saya, ketegasan dan keteguhan
sikap saya. Serta keberanian-keberanian yang selama ini saya usahakan untuk selalu ditunjukkan kepada
bangsa dan negara Indonesia," katanya di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu, (18/10).

Suara Nahdlatul Ulama

Pasangan Ganjar-Mahfud didukung sejumlah partai, yakni PDI-P, Partai Perindo, Partai Hanura, dan
Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Menurut Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP, Mardiono
penunjukan Mahfud MD sebagai cawapres telah melalui berbagai pertimbangan. Salah satunya untuk
mendulang suara kelompok Nahdlatul Ulama.

“Iya itu (tarik suara NU, red) bagian. Karena dalam mengambil keputusan itu kita juga mengambil masukan-masukan ya dari tokoh-tokoh masyarakat, organisasi, mahasiswa, semuanya kita meminta masukan-masukan itu semua,” kata Mardiono saat ditemu di kantor DPP PDIP, Rabu, (18/10/2023).

Berebut dengan AMIN


Sementara itu, kubu “Koalisi Perubahan” yang mengusung bakal Capres-Cawapres Anies Baswedan dan
Muhaimin Iskandar (AMIN) tidak khawatir bila Mahfud MD merebut suara nahdliyin di wilayah tapal kuda. Wilayah itu terdiri dari tujuh kabupaten di ujung timur Pulau Jawa. 

Namun, Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Imanul Haq mengakui, suara nahdliyin tidak akan lari hanya ke satu pasangan calon saja.

"Tapi, tidak mengurangi pendukung nahdliyin ke pasangan AMIN, tentu ada yang ke Ganjar, ada yang ke
Prabowo, ada juga yang ke AMIN. Nah, kami yakin caleg-caleg PKB mempunyai hubungan emosional
dengan nahdliyin yang di bawahnya. Dan itu akan menjadi modal besar bagi PKB untuk mengarahkan
nahdliyin tetap memilih AMIN. Begitu pula tugas-tugas konstitusional yang dipakai anggota DPR
menyakinkan nadhliyin bahwa PKB bergerak untuk kepentingan masyarakat nahdliyin itu menjadi faktor
terpenting," ujar Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Imanul Haq kepada KBR, Rabu, (18/10/2023).

Tanggapan PBNU

Merespons suara NU yang kini diperebutkan, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad
Fahrur Rozi mempersilakan semua pasangan calon untuk merebut simpati warga. Sebab, ia meyakini
masing-masing pasangan calon memiliki daya tarik dan pendukungnya tersendiri. 

Namun kata dia, PBNU NU tak akan mengarahkan warga nahdliyin untuk menjatuhkan pilihan kepada salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden

"Kalau NU ini adalah ini adalah organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, jadi kita bukan pada
ranah untuk mendukung atau tidak mendukung calon tertentu. Kita serahkan masing-masing warga kita
ini sudah teredukasi dengan baik dan masyarakat ini sudah semakin pintar, bisa memilih dengan berbagai
pandangan-pandangan yang saya kira tidak mudah sekarang diarahkan oleh siapapun," kata dia saat
dihubungi KBR, Rabu, (18/10/23).

Ahmad Fahrur Rozi menilai pertarungan sengit untuk mendapatkan suara nahdliyin mungkin terjadi di
wilayah Jawa Timur, yang menjadi daerah mayoritas NU.

Ia berharap Pemilu 2024 berjalan baik, aman, bebas dari polarisasi dan perpecahan, objektif dan bertanggung jawab. Itu sebab, ia mendorong para kontestan, tim sukses, serta para pendukung pasangan calon untuk tidak melakukan kampanye hitam dan saling mencaci pasangan calon.

Ia meminta para pasangan calon mengedepankan program-program pemberdayaan serta melakukan kampanye yang mendidik dan menyenangkan untuk menarik suara masyarakat.

"NU tidak akan jadi bagian kontestasi ini. Kita hanya akan memberikan usulan agar supaya pemimpin bertanggung jawab, pemimpin yang mempunyai visi masa depan. Kita tidak akan sebut nama untuk mewakili NU. NU bukan partai politik yang bisa menunjuk atau mengajukkan calon calon orang per orangnya. Saya berharap ini adalah pandangan kita tentang bangsa Indonesia menjadi baik dan maju," tambahnya.

Analisis SMRC dan Jumlah Pemilih NU

Hasil analisis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut pasangan Ganjar-Mahfud dapat
menjadi lawan pasangan AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) untuk meraih suara NU.

Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad menyebut, Mahfud MD bakal menambal kelemahan Ganjar
di basis-basis NU di Jawa Timur.

"Jadi, aspek integritas ini yang saya kira menjadi alasan utama, ya, dari PDI Perjuangan memilih Mahfud
MD. Dengan dipilihnya Mahfud MD berdasarkan analisa dari basis itu saya kira salah satu tujuannya
adalah untuk mempertahankan basis. Kemudian kalau kita lihat peluangnya saya kira dengan modal
semacam itu, modal kualitas personal dan kemudian modal sosial, saya kira pasangan ini cukup
menjanjikannya untuk mendapatkan simpati publik yang lebih luas," ujar Saidiman, kepada KBR, Rabu,
(18/10/2023).

Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap DPT Pemilu 2024, ada lebih 204 juta pemilih yang akan menggunakan
hak pilihnya. Hasil survei Poltracking Indonesia pada Oktober 2021, jumlah massa NU sangat besar.
Yakni, ada hampir 42 persen responden yang mengaku terafiliasi atau merasa sebagai nahdliyin. Jumlah
itu setara 90 juta pemilih.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!