BERITA
Bandara Blimbingsari Kembali Ditutup
Sebelumnya, Gunung Raung di Jawa Timur masih terus menyemburkan asap kelabu tebal sejak Selasa, 21 Juli 2015 kemarin.
AUTHOR / Hermawan Arifianto
KBR, Banyuwangi- Otoritas Bandara Blimbing Sari, Banyuwangi Jawa Timur kembali menghentikan aktivitas penerbangan, menyusul erupsi Gunung Raung yang kembali meningkat.
Kepala Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Sigit Widodo mengatakan, bandara Blimbing Sari mulai menghentikan aktivitas penerbangan pada pukul 07:00 WIB hingga pukul 16:00 wib. Kata Sigit, penutupan bandara ini dilakukan karena berdasarkan informasi dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak Rabu pagi (22/7/2015) ruang udara di wilayah bandara terpapar abu vulkanik Gunung Raung. Sehingga sangat membahayakan bagi aktivitas penerbangan.
Sigit Widodo menambahkan, akibat penutupan bandara, dua maskapai Yaitu Garuda Indonesia dan Wings Air membatalkan penerbangannya hari ini. Yaitu rute Garuda Indonesia Surabaya-Banyuwangi PP dan Denpasar-Banyuwangi PP, kedua rute penerbangan Wings Air Surabaya-Banyuwangi PP.
Sebelumnya, Gunung Raung di Jawa Timur masih terus menyemburkan asap kelabu tebal ke angkasa sejak Selasa, 21 Juli 2015 kemarin. Abu yang membubung hingga 1.500 meter dari bibir kawah itu membuat puncak gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Bondowoso itu tertutup kabut.
Kepala Subbidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Hendra Gunawan mengatakan aktivitas vulkanis Gunung Raung masih fluktuatif. Gempa tremor masih terus terjadi meski ada kecendrungan menurun.
Status Gunung Raung di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi, Jawa Timur, meningkat dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III). Gunung Raung dinaikkan menjadi Siaga mulai tanggal 29 Juni 2015 pukul 9.00 WIB karena aktivitas kegempaannya mengalami peningkatan.
Editor : Sasmito Madrim
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!