Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah menyatakan Kabupaten Pekalongan bagian selatan, sebagai daerah rentan bencana longsor. Ini sebagai bentuk antisipasi menyusul bencana tanah longsor Banjarnegara, karena bencana tersebut dapat
Penulis: Nurul Iman
Editor:

KBR, Semarang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah menyatakan Kabupaten Pekalongan bagian selatan, sebagai daerah rentan bencana longsor. Ini sebagai bentuk antisipasi menyusul bencana tanah longsor Banjarnegara, karena bencana tersebut dapat terjadi kapan pun pada musim hujan seperti ini.
Menurut data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Badan Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Desa Wangkelang, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, direkomendasikan sebagai daerah rentan bencana tanah longsor, supaya tragedi yang menimpa dukuh Jemblung, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara tidak terulang kembali.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Permana mengatakan, daerah itu patut diantisipasi mengingat posisi permukiman di dekat perbukitan mirip dengan Karangkobar. “Diperkirakan jarak antara bukit dengan pemukiman penduduk juga pendek, yakni kurang dari 500 meter,” katanya di Semarang. Kamis (8/1).
Di lokasi tersebut, lanjut dia, gulungan air di atas bukit juga sempat terekam alat pendeteksi bencana. Tanda-tanda tersebut menyerupai longsoran tanah dan air seperti di dukuh Jemblung Karangkobar.
“Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Gerakan Tanah (PVMBG) Kementerian ESDM merekomendasi daerah setempat rentan longsor menengah-tinggi. Kejadian di Karangkobar itu mengilhami Kabupaten Pekalongan akan kejadian serupa,” ungkapnya.
Sarwa menjelaskan jika dilihat dari struktur tanah masih padat dibandingkan stuktur tanah di dukuh Jemblung, Kecamatan Karangkobar, yang mengandung air.
“Berbeda dengan Karangkobar struktur tanah bercampur air. Bahkan longsoran bisa meluber hingga ke jalan. Sedangkan di Kabupaten Pekalongan berupa tanah padat menyerupai batu,” jelasnya.
Menurut Sarwa, untuk antisipasi, saat ini pihaknya telah membuka jalur evakuasi baru. Selain itu, telah menyiapkan tim gabungan evakuasi di lokasi. Hampir sebagian besar penduduk saat ini, kata dia, masih tetap beraktivitas, namun tetap waspada.
Berdasarkan data jumlah penduduk di desa Wangkelang, terdapat 177 keluarga yang terdiri sebanyak 421 jiwa.
Editor: Anto Sidharta