NASIONAL
Apindo: Ekonomi Daerah Terancam Lumpuh Akibat Sritex Pailit
Kecemasan tidak hanya dialami pengusaha, melainkan juga karyawan, supplier, indekos hingga pedagang pasar.
AUTHOR / Yudha Satriawan
-
EDITOR / Muthia Kusuma
KBR, Sukoharjo- Putusan pailit PT Sritex dikhawatirkan berpotensi memicu krisis ekonomi yang lebih luas di Sukoharjo. Ketua Apindo Sukoharjo, Yunus Arianto, memperingatkan, efek domino dari pailitnya Sritex bisa melumpuhkan roda perekonomian daerah.
Menurut Yunus, masalah yang membelit PT Sritex harus segera diselesaikan secepatnya.
"Kita tahu betul PT Sritex adalah perusahaan yang sangat besar. Berperan dan berpengaruh pada perekonomian nasional, khususnya di Sukoharjo. Kecemasan itu tidak hanya dialami pengusaha maupun pekerja di Sritex, tapi semua. Efeknya luar biasa, pabrik tutup, tidak ada karyawan, mesin berhenti, kantin, transportasi jasa kurir, para supplier, yang menggantungkan hidupnya di sini. Belum lagi di luar pabrik, kos-kosan, parkir, pasar dan kios, dan sebagainya", ujar Yunus, Rabu (30/10/2024).
Baca juga:
Yunus menekankan, pentingnya deteksi dini terhadap masalah yang dihadapi PT Sritex untuk mencegah dampak yang lebih buruk.
Perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang. Putusan perkara dengan nomor 2/Pdt.Sus- Homologasi/2024/PN Niaga Smg Senin (21/10/2024) lalu. Perusahaan itu terrlilit hutang sekitar Rp 25 Trilyun.
Tahun 1990-an Sritex dipercaya menjadi pemasok seragam militer untuk Pakta Atlantik Utara NATO dan Tentara Jerman, memperkuat reputasinya di pasar global. Perusahaan tekstil itu dibmasa kejayaaannya memasok seragam militer di 107 negara di dunia.
Baca juga:
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!