RAGAM

Antisipasi Generasi Stunting Guna Mencapai Indonesia Emas 2045

Target kasus stunting di Indonesia tahun depan 14%. Guna menuju Indonesia Emas 2045, seluruh pihak bisa berkontribusi untuk menekan laju stunting di Indonesia.

AUTHOR / Iqbal Rizqy Ramadhan

Antisipasi Generasi Stunting Guna Mencapai Indonesia Emas 2045
Waktu Indonesia Sehat Season 2: Antisipasi Generasi Stunting Guna Mencapai Indonesia Emas 2045.

KBR, Jakarta – Indonesia akan menyambut usia emas pada tahun 2045. Pada saat itu, Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad. Indonesia ditargetkan menjadi bagian dari negara maju pada momentum ini.

Guna menggapai Indonesia Emas 2045 sekaligus memaksimalkan bonus demografi, pemerintah saat ini tengah fokus pada penanganan permasalahan stunting yang masih belum terselesaikan.

Lalu, bagaimana upaya pemerintah dalam rangka menekan laju stunting di Indonesia?

Host KBR Rizal Wijaya berbincang-bincang dengan dr. Lovely Daisy, MKM sebagai Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI terkait hal ini.

red
dr. Lovely Daisy, MKM - Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI.



dr. Lovely Daisy, MKM sebagai Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI juga menyampaikan kasus stunting di Indonesia saat ini.

“Menurut data terakhir yaitu 2022, angka prevalensi stunting kita masih sekitar 21,6% dengan rata-rata 1/5 dari balita mengalami stunting. Angka tersebut sebetulnya sudah turun dari tahun 2021. Dan saat ini kita masih menunggu hasil data 2023.” ujar dr. Lovely.

“Semoga tahun ini angkanya dapat turun lagi, karena target tahun depan yaitu 14%. Untuk persebarannya masih tidak merata antar provinsi, salah satunya Bali sudah menyentuh angka 8%, namun untuk beberapa provinsi di Indonesia Timur angkanya masih cukup tinggi.” tambahnya.

Penyebab terjadinya stunting ini pun cukup kompleks. Karena hal ini tidak terbatas karena masalah gizi saja, namun berkaitan juga dengan hal ekonomi, pangan, dan lain-lain sehingga menyebabkan kurangnya gizi untuk ibu hamil dan wanita.

“Kurangnya pengetahuan serta kebersihan lingkungan sekitar juga menjadi penyebab terjadinya stunting. Karena hal tersebut dapat menjadi sumber penyakit dan dapat mengurangi daya tahan tubuh ibu hamil ataupun balita.” ujarnya.

dr. Lovely Daisy, MKM juga mengajak seluruh pihak untuk bisa berkontribusi dalam mengatasi masalah stunting.

“Penyebab stunting cukup komplek, tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah di luar kesehatan. Untuk mengatasi masalah stunting ini memang kita harus melibatkan semua pihak.” ujarnya.

Selengkapnya perbincangan dengan Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI bisa anda simak di Youtube KBR dan podcast KBR Prime.

Baca juga: Menuju Eliminasi AIDS 2030 - kbr.id

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!