BERITA

Alat Penularan Hepatitis; Dari Kerik Hingga Sikat Gigi

Hepatitis C adalah penyakit menular yang mematikan. Antara 130

AUTHOR / Erric Permana

Alat Penularan Hepatitis; Dari Kerik Hingga Sikat Gigi
Hepatitis, Merck Sharp & Dohme, ciri-ciri, menular, bahaya

Hepatitis C adalah penyakit menular yang mematikan. Antara 130 – 170 juta jiwa di dunia hidup dengan hepatitis C kronis. Setiap tahun 300.000 orang meninggal karena penyakit ini. 


Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia menempati peringkat ketiga penderita hepatitis terbanyak di dunia setelah India dan China. Jumlah penderita hepatitis B dan C di Indonesia diperkirakan mencapai 30 juta orang (Data Dirjen P2PL, Kemkes 2011). 


Juru Bicara Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Dokter Liandra Siregar  mengatakan hepatitis merupakan penyakit infeksi hati. Penyakit ini Bisa disebabkan oleh virus dan bakteri. Hepatitis yang disebabkan oleh virus ini terdiri beberapa macam; hepatitis A, B, C, D dan E. Namun, biasanya jika sudah menderita hepatitis A maka si penderita akan kebal terhadap penyakit tersebut.


“Hepatitis A itu biasanya tertular dari makanan dan santitasi yang buruk. Bahkan di Indonesia pernah ada satu kasus, satu sekolah itu terkena penyakit hepatitis A karena sanitasi yang buruk,” ujar Liandra saat berbincang di Program Klinik KBR68H (12/11).


Sementara, hepatitis B dan Hepatitis C jika tidak sembuh maka penyakit ini akan semakin kronis. Bahkan hepatitis B dan hepatitis C kebanyakan tidak memiliki gejala. Hanya sekira 5-15 persen penderita hepatitis B dan hepapatis C yang menunjukkan gejala. “Berdasarkan cacatan saya, Penderita hepatitis C hanya mempunyai kemungkinan untuk sembuh 20 persen,” kata dr Liandra.  


Di Indonesia penderita hepatitis sangat tinggi lantaran masyarakat tidak memahami penyakit Hepatitis. Masyarakat di Indonesia umumnya, memeriksakan diri ke dokter jika sudah menderita hepatitis kronis. Padahal penyakit ini bisa disembuhkan dan dicegah. “Sehingga sebenarnya program pencegahan bisa dicegah. Dicegah itu lebih murah daripada mengobati kan,” ujar Liandra. Kata dia, untuk mencegah, masyarakat disarankan untuk memeriksa darah terlebih dahulu, apakah tertular hepatitis atau tidak. Jika tidak tertular, maka akan diberikan vaksin oleh pihak rumah sakit. Namun, saat ini hanya hepatitis A dan hepatitis B saja yang mempunyai vaksin. “Vaksin ini tujuannya adalah untuk memproteksi dan antibody, sehingga tidak tertular. Tapi kalau hepatitis C belum ada yah vaksinnya,” tambah Liandra. 


Karena tidak ada vaksin, pencegahan hepatitis C dilakukan dengan tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian dan hubungan sex aman. Kerik dan sikat gigi juga bisa menular kan hepatitis karena penyakit ini ditularkan melalui darah. Paling banyak, penderita hepatitis C ini tertular dari jarum suntik. Liandra menegaskan hepatitis bukan merupakan penyakit keturunan.


Liandra menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk segera memeriksa apakah mengidap hepatitis B dan hepatitis C. Ini merupakan upaya utama pencegahan dari penyakit tersebut. Biaya pemeriksaan pun tidak mahal, memeriksa penyakit tersebut menghabiskan biaya hingga Rp 300 ribu. Jika semakin parah, hepatitis B dan hepatitis C akan mengakibatkan kanker hati. Sementara untuk hepatitis A mudah dikenali, biasanya penderita akan mengidap penyakit liver atau penyakit kuning. 


Perbincangan ini kerjasama KBR68H dengan MSD – Merck Sharp & Dohme.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!