NASIONAL

Airlangga: Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Bukan Hal Mustahil

"Ini bukan hal mustahil mengingat Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan 7,3 persen."

AUTHOR / Astri Septiani

EDITOR / Wahyu Setiawan

Google News
Pertumbuhan Ekonomi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/10/2024). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

KBR, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengeklaim target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dipasang Presiden Prabowo bukan hal yang mustahul untuk dicapai.

Airlangga menyandingkan target Prabowo tersebut dengan capaian-capaian pertumbuhan ekonomi sebelumnya.

"Sebagaimana kita sering dengar bersama Bapak Presiden menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen di tahun 2029. Ini bukan hal mustahil mengingat Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan 7,3 persen di periode (tahun) 86 sampai 97. Bahkan 8,2 persen di tahun 95," kata Airlangga saat acara pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024, Rabu (30/10/2024).

Airlangga mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan 5,2 sampai 8 persen, Indonesia bisa belajar dari berbagai capaian sebelumnya. Di sisi lain juga harus tetap melihat situasi perkembangan perekonomian dunia yang saat ini belum kembali normal.

Dia menyebut pertumbuhan ekonomi dunia belum kembali pulih seperti sebelum pandemi COVID-19.

Oleh karena itu perlu didorong sumber pertumbuhan baru, adaptasi teknologi, dan inovasi agar Indonesia bisa mencapai lebih dari pendapatan menengah.

Airlangga juga menilai tema yang diangkat pada ISEF 2024 sangat relevan dengan upaya mengakselerasi perekonomian di tengah tantangan global yang makin kompleks.

"Ekonomi dan keuangan syariah untuk mempunyai peran strategis guna mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan," tambahnya.

Baca juga:

Tak Yakin

Sebagian kalangan ekonom tak yakin Presiden Terpilih Prabowo Subianto mampu membawa Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira menilai, target itu tidak mungkin dicapai dalam waktu dekat.

"Karena trajectory-nya harus tumbuh 8 persen pun itu bukan 2045, itu masih mundur. Dan kapan 8 persennya? Kan enggak mungkin 2045 kita tumbuh 8 persennya. 2026 juga tergantung kondisi global juga. Artinya ini bisa mundur," kata Bhima saat Peluncuran Buku Ekonomi Era Krisis Iklim, Kamis (10/10/2024).

Bhima menambahkan, Indonesia harus memaksimalkan potensi dalam negeri jika ingin menaikkan pertumbuhan ekonominya. Salah satunya dengan memaksimalkan aktivitas ekonomi kerakyatan dan sektor UMKM.

Sebab menurutnya, sektor itulah yang selama ini mampu menopang ekonomi dan mencegah Indonesia dari krisis.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!