NASIONAL

Ahmad Fathanah Beli Perhiasan Senilai Rp1 Miliar

KBR68H, Jakarta - Terdakwa kasus dugaan suap pengaturan kuota impor daging sapi dan pencucian uang Ahmad Fathanah disebut telah membeli perhiasan dengan total lebih dari Rp1 miliar sepanjang 2012.

AUTHOR / Novaeny Wulandari

Ahmad Fathanah Beli Perhiasan Senilai Rp1 Miliar
ahmad fathanah, korupsi, beli perhiasan, impor daging

KBR68H, Jakarta - Terdakwa kasus dugaan suap pengaturan kuota impor daging sapi dan pencucian uang Ahmad Fathanah disebut telah membeli perhiasan dengan total lebih dari Rp1 miliar sepanjang 2012. Pemilik dan Manajer Penjualan toko perhiasan MB Jewellery setiap dua minggu Fathanah membeli perhiasan atas nama teman-teman wanitanya.

Pemilik toko perhiasan Handy Gozalie mengatakan Fathanah membayar perhiasan dengan cara tunai dan transfer lewat rekening Bank Mandiri. Sementara Manajer MB Jewellery Carolina Tanata mengatakan dalam sebulan Fathanah bisa berkunjung 1 – 3 kali ke toko perhiasan yang dikelolanya.

"Ahmad Fathanah ke toko saudara membeli? Tahun 2012 ya kadang-kadang sebulan sekali dua kali, atau dua minggu sekali. Itu saja. Saudara terdakwa datang bersama siapa? Suka dateng sama temen-temen wanita. Selain yang disebutkan dua disini apakah ada orang lain lagi? Ibu Vita, Ibu Nia, ada sekali Ibu Sefti katanya isterinya. Apa saudara ingat barang-barang yang dibeli? Kalau ditunjukin ingat," jelas Carolina di persidangan, Senin (16/9).

Manager MD Jewellery Caroline Tanata mengaku bersedia merinci daftar perhiasan mahal yang dibeli Fathanah. Tersangka kasus suap dan pencucian uang Ahmad Fathanah kerap membelikan teman wanitanya barang-barang mewah. Tri Kurnia misalnya diberi uang lebih dari seratus juta untuk membeli mobil, dan biaya lainnya. Juga Vitalia Sesha yang diberi mobil honda jazz, plus uang untuk biaya hidupnya.

Editor: Doddy Rosadi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!