NASIONAL

3 Capres Bicara Gagasan, Ini Nilai dari Pengamat

"Ketiga bakal calon presiden hanya berkutat pada persoalan yang bersifat populis. Tidak lain untuk menarik perhatian masyarakat saja,"

AUTHOR / Hoirunnisa

3 Capres Biacara Gagasan
Tayangan program 3 Capres Bicara Gagasan, Mata Najwa, UGM, Selasa (19/09/23). (Najwa Shihab)

KBR, Jakarta-  Capres Anies Baswedan dinilai paling rasional mengemukakan gagasan yang dapat diterima publik. Pengamat Politik dari lembaga Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah menyebut meskipun secara umum belum ada gagasan baru dan tegas berpihak pada kesejahteraan rakyat.

"Secara umum dari sisi keberanian mengemukakan gagasan, termasuk juga bagaimana mereka mengantisipasi gagasan itu. Apakah publik bisa menerima dan tidak. Tentu menerima dalam konteks gagasan itu rasional untuk diimplementasikan atau tidak. Maka mungkin penilaian terhadap ketiganya, Ganjar Pranowo bisa mendapatkan nilai 7, Anies Baswedan 8,5 dan Prabowo Subianto mungkin 8," ujar Pengamat Politik dari lembaga Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah kepada KBR, Rabu (20/9/2023).

Menurut Pengamat Politik dari lembaga Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah tidak ada satupun bakal calon presiden yang hingga kini mengemukakan gagasan konkrit untuk aspek persoalan kemiskinan hingga hal-hal yang krusial bagi publik.

Dedi mengatakan ketiga bakal calon presiden pada pemilu mendatang cenderung normatif dan mengulang apa yang telah dikerjakan oleh Presiden Joko Widodo.

Dedi mengatakan, secara umum belum ada gagasan baru dan tegas yang diusung ketiga bakal calon presiden.

"Tentu masih pada tahapan yang normatif. Apa yang mereka sampaikan tidak jauh dari apa yang sebetulnya sudah dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hanya saja, perbedaan itu mencolok pada Anies Baswedan yang tidak serta merta mengakui dan mengonfirmasi aktivitas-aktivitas pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan saat ini akan dilaksanakan ulang oleh Anies Baswedan. Tetapi itu Anies Baswedan dalam rangka melakukan koreksi yang sifatnya hanya implementasi," ujar Dedi kepada KBR, Rabu (20/9/2023).

Dilanjutkan Dedi, secara konkrit, gagasan ketiga Bacapres belum menyentuh pokok persoalan kerakyatan, seperti kemiskinan hingga tuntutan lapangan pekerjaan.

"Ketiga bakal calon presiden hanya berkutat pada persoalan yang bersifat populis. Tidak lain untuk menarik perhatian masyarakat saja," tukasnya.

Dedi berharap, masyarakat dapat melihat dan menilai rekam jejak catatan pekerjaan ketiga Bacapres saat menjabat, dan rekan jejak masa lalu serta apa saja yang sudah pernah dilakukan.

Dedi mencontohkan, Ganjar Pranowo yang dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang pernah dikeluarkan saat menjabat Gubernur Jawa Tengah. Begitu pula Anies Baswedan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan Prabowo Subianto yang berlatar belakang pengusaha.

Baca juga:

- Prabowo Bantah Tampar dan Cekik Wamentan

- Capres Umbar Janji, Bawaslu: Bukan Kampanye

Sebelumnya, tiga tokoh yang digadang-gadang menjadi calon presiden menyampaikan gagasannya di acara "Mata Najwa on Stage"  di Universitas Gadjah Mada UGM berkolaborasi.

Ketiga Bacapres bergantian hadir dalam sesi berbeda untuk bicara gagasan, berdialog dengan civitas akademika dan audiens.

Dalam acara tersebut Anies mengusung beberapa agenda perubahan mulai dari lapangan pekerjaan yang setara, perekonomian yang merata, hingga tata kelola kebutuhan pokok yang baik.

Sementara Ganjar Pranowo menawarkan gagasan transformasi enam pilar strategis. Di antaranya pangan, energi, dan kesehatan. Kata dia, khusus pangan pasokan harus tersedia dan harga harus stabil.

Sedangkan calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto, membawa gagasan transformasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Dia meyakini Indonesia akan masuk lima besar negara termakmur dunia pada 2045. Ia mengusung 17 program prioritas, di antaranya swasembada pangan, memberantas kemiskinan, pemerataan ekonomi, dan peningkatan ekonomi kreatif.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!