BERITA

25 Kamera Siap Dokumentasikan Macan Tutul di Lereng Semeru

Lereng Gunung Semeru diyakini menjadi habitat bagi macan tutul.

AUTHOR / zainul Arifin

25 Kamera Siap Dokumentasikan Macan Tutul di Lereng Semeru
Ilustrasi. 2 ekor macan tutul tertangkap camera trap. Foto: BBKSDA Jatim

KBR, Malang– Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) bakal menambah kamera penjebak atau camera trap yang biasa dipasang di lereng Gunung Semeru menjadi 25 unit. Saat ini sebanyak 15 kamera sudah terpasang. Kamera ini untuk mendokumentasikan macan tutul yang diyakini populasinya masih banyak di lereng Semeru.

Kepala Seksi Perlindungan, Pengawetan dan Perpetaan BB TNBTS, Tatag Hari Rudhata mengatakan, pihaknya menerima banyak laporan warga soal temuan jejak hingga perjumpaan dengan macan tutul. Namun hingga kini pihaknya belum pernah mendokumentasikan. 

“Sebenarnya macan tutul itu masih ada, dari perjumpaan sehari – hari. Pernah pada tahun 2013 kami melintas di jalur Ranupani ke Senduro. Itu ketemu macan secara langsung tapi tidak bisa mendokumentasikannya. Itu harus ada untuk identifikasi, menghitung jumlah harus ada dokumentasinya. Dari dokumentasi itu kita identifikasi, baru kita bisa menentukan jenisnya,” kata Tatag, Senin (18/1/2016). 

Tatag menambahkan seluruh kamera itu bakal dipasang di tiga titik yakni Gunung Papak Gubuk Klakah, Gunung Kepolo dan Blok Ireng – ireng. Di ketiga titik ini ada informasi masyarakat sekitar tentang temuan kotoran dan perjumpaan dengan macan. 

Lereng Gunung Semeru diyakini menjadi habitat bagi macan tutul. Pada sebuah ekspedisi di Ranu Tompe, salah satu danau di kawasan TNBTS,  beberapa tahun silam juga ditemukan jejak, bekas cakaran sampai kotoran macan. BB TNBTS pernah memasang kamera penjebak di titik ini namun hasilnya nihil.  

Editor: Malika

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!