NASIONAL

Pangdam Cenderawasih Klaim Kondisi Pilot Susi Air Sehat

Hingga saat ini, sudah lebih dari 5 bulan pilot Susi Air, Philip Mark Merthens (37) disandera kelompok bersenjata Papua pimpinan Egianus Kogoya.

AUTHOR / Astri Yuana Sari, Astri Septiani, Resky Novianto

Pangdam Cenderawasih Klaim Kondisi Pilot Susi Air Sehat
Pilot Susi Air Philips Mark Mertens yang disandera kelompok bersenjata di Nduga, Papua Pegunungan. (Ist)

KBR, Jakarta- Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih, Izak Pangemanan mengeklaim, pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens dalam keadaan sehat.

Izak menyebut, pilot berkebangsaan Selandia Baru itu diperlakukan baik selama disandera kelompok bersenjata di Papua pimpinan Egianus Kogoya.

"Pilot kondisinya baik-baik saja, ya, kita lihat, orangnya enggak kurus, orangnya sehat, bajunya rapi terus, mukanya tidak stres, hanya bosan saja, hanya matanya bosan saja," kata Izak Pangemanan kepada wartawan, dikutip dari Antara, Kamis, (20/7/2023).

Izak memastikan, tidak ada masalah dengan Philip, dan tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Kata dia, Kodam Cenderawasih juga terus melakukan langkah-langkah negosiasi dengan kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya dalam upaya pembebasan pilot Susi Air.

"Jadi tidak ada masalah dengan pilot ini, Egianus pun menjaganya dengan baik," imbuhnya.

Hingga saat ini, sudah lebih dari 5 bulan pilot Susi Air, Philip Mark Merthens (37) disandera kelompok bersenjata Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Kelompok tersebut juga membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa, 7 Februari 2023.

Upaya Negosiasi

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah terus berupaya melakukan negosiasi untuk menyelamatkan pilot Susi Air.

Aparat TNI-Polri sudah beberapa kali melakukan operasi pembebasan pilot asal Selandia Baru tersebut, namun sampai sekarang belum membuahkan hasil.

"Kami akan terus berusaha, bernegosiasi. Sebetulnya banyak hal yang kita lakukan di sana, tetapi tidak bisa saya buka di sini," kata Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin, (3/7).

Satu Prajurit Tewas

April lalu, Markas Besar TNI menyampaikan satu orang prajurit bernama Pratu Miftahul Airifin tewas saat baku tembak dengan separatis TPNPB-OPM di Nduga, Sabtu, (15/04/2023).

Juru bicara TNI, Julius Widjojono mengatakan, Miftahul tewas saat melaksanakan tugas operasi penyelamatan Pilot Susi Air, Phillip Mehrtens yang disandera kelompok bersenjata di Nduga, Papua Pegunungan.

"Satgas ini mencoba menyisir, mendekati posisi para penyandera. Kemudian ada serangan dari mereka. Satu terjatuh di kedalaman 15 meter dan ketika mencoba untuk menolong, mendapatkan serangan ulang. Kondisi lainnya masih dalam tahap pendalaman. Sekali lagi saya mohon kepada rekan-rekan media untuk mengambil informasi dari kami agar tidak simpang siur seperti yang terjadi beberapa jam ataupun kemarin," kata dia saat konferensi pers, Minggu, (16/04/23).

Kendala

Kata Julius, operasi penyelamatan pilot Susi Air yang disandera bakal dilanjutkan sesuai perintah panglima TNI kepada jajarannya.

Namun kata dia, panglima TNI akan melakukan evaluasi mendalam terkait insiden tewasnya satu anggota TNI.

Ia juga menjelaskan tantangan yang paling menyulitkan dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air , yakni kendala cuaca. Namun, tak hanya memengaruhi pencarian, faktor cuaca juga menghambat saluran komunikasi.

Kata dia, saat ini TNI sudah mengetahui area tempat sang pilot disandera sehingga operasi penyelamatan semakin terfokus.

Ancam Tembak Pilot Susi Air

Sementara itu, pada akhir Mei 2023, kelompok bersenjata di Papua mengancam menembak mati pilot maskapai Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Ancaman itu muncul melalui video yang beredar di media beberapa waktu lalu.

Salah seorang anggota kelompok penyandera Pilips menyebut pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu bakal ditembak mati jika dalam waktu dua bulan pemerintah Indonesia tidak mau bernegosiasi soal kemerdekaan Papua.

“Itu sudah. Sudah, pilot sudah mengaku diri. Jadi dari negara, dari negara Indonesia itu untuk mengaku. Karena Pak Pilot sudah bicara, karena kami kasih waktu dua bulan. Kami kasih waktu dua bulan. Itu untuk pilot itu. Kalau dua bulan kalau dari negara, terus kalau Indonesia tidak mengaku (Papua Merdeka-red), berarti kami akan tembak pilot,” ujar salah seorang penyandera berdasarkan sumber video yang beredar dan dikutip KBR pada Minggu, 28 Mei 2023.

Di video yang sama, pilot Susi Air Philips Mark Mehrtens juga tampak menyampaikan pernyataan singkat. Terutama soal ancaman penembakan dirinya. Philips disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari, usai mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Nduga, Papua.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!