ragam
Waspada Risiko Cuaca Ekstrem Bayangi Liburan Akhir Tahun

DPP ASITA mendorong pemerintah di daerah bisa memperkuat mitigasi bencana di kawasan wisata yang berisiko tinggi terdampak cuaca ekstrem.

Penulis: Resky Novianto

Editor: Wahyu Setiawan

Audio ini dihasilkan oleh AI
Google News
Pemandangan ramai pengunjung berlibur di pantai, berenang dan bermain air di dekat perahu.
Pengunjung bermain air sambil menikmati panorama pesisir di Pantai Simbaronce, Trenggalek, Jawa Timur, Senin (29/12/2025). ANTARA FOTO

KBR, Jakarta - Masyarakat diimbau lebih bijak dan selektif dalam memilih tempat wisata saat libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Sebab menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah tujuan wisata berpotensi dilanda hujan dengan intensitas tinggi, terutama di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Sehingga bisa berdampak terhadap keselamatan masyarakat yang akan berlibur.

Peringatan cuaca ekstrem juga dikeluarkan oleh BMKG sebagai bagian dari upaya penguatan keselamatan transportasi dan aktivitas masyarakat. Apalagi masa libur akhir tahun berdekatan dengan periode puncak musim hujan di sejumlah wilayah.

Misalnya di Sumatra, terutama bagian utara, tengah, dan selatan, puncak musim terjadi pada Desember. Sementara itu, wilayah Lampung, Pulau Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara diperkirakan memasuki puncak musim hujan pada Januari 2026.

“Untuk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara puncak hujan ada di Januari, sehingga ini menjadi perhatian utama dalam pengamanan periode Nataru,” kata Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dalam konferensi pers "Climate Outlook 2026" di Jakarta, Selasa (23/12/2025) dikutip dari ANTARA.

BMKG, lanjut dia, telah menempatkan personel di berbagai posko Nataru untuk melakukan pengamatan, observasi, serta analisis cuaca secara intensif. Informasi itu kemudian disampaikan kepada kementerian dan lembaga terkait sebagai upaya mitigasi.

Gagal terhubung ke AI Gemini: Operation timed out after 30001 milliseconds with 0 bytes received
Prediksi Curah Hujan Kumulatif Bulanan Deterministik - Desember 2025. Sumber: bmkg.go.id
Advertisement image

Waspada Gelombang Laut Tinggi di Wilayah Perairan

Selain hujan, BMKG juga memantau potensi gelombang laut dan keselamatan penerbangan. Informasi tinggi gelombang disampaikan kepada kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan (KSOP) sebagai dasar penentuan operasional pelayaran.

“Tidak hanya hujan, tetapi juga keselamatan pelayaran dan penerbangan menjadi perhatian kami selama Nataru,” ujarnya.

BMKG juga menyediakan dukungan informasi untuk perjalanan darat melalui aplikasi pemantauan cuaca yang dapat dimanfaatkan masyarakat dan pemangku kepentingan. BMKG memastikan operasi modifikasi cuaca dapat dilakukan sebagai langkah mitigasi tambahan selama periode Nataru jika memang diperlukan untuk mengendalikan curah hujan.

Teuku menambahkan sejumlah fenomena atmosfer aktif secara bersamaan juga terjadi pada periode Natal dan tahun baru kali ini. Mulai dari Monsun Asia, Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang atmosfer, serta fenomena La Nina Lemah dan IOD Negatif. Fenomena itu diperkirakan bisa meningkatkan potensi curah hujan tinggi, angin kencang, dan gelombang tinggi.

Pilih Destinasi yang Aman

Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) menyarankan masyarakat mempertimbangkan lokasi tujuan liburan secara matang. Sehingga tempat yang dipilih benar-benar aman dan nyaman di tengah kondisi cuaca ekstrem di penghujung tahun.

“Ini (pilihan bijak, red) yang memang akan membuat wisata merasa nyaman. Bukan was-was, itu yang paling penting. Jadi kalau orang mau berwisata itu harus nyaman dan kemudian masuk ke satu tempat wisata atau satu kawasan wisata bukan tenang yang ada malah was-was. Ini tentu saja memerlukan satu informasi yang tepat,” ujar Sekretaris Jenderal DPP ASITA Budijanto Ardiansjah dalam Diskusi “Waspada Ancaman Cuaca Ekstrem di Musim Liburan Akhir Tahun” di Youtube Ruang Publik, Senin (29/12/2025).

Gagal terhubung ke AI Gemini: Operation timed out after 30001 milliseconds with 0 bytes received
Wisatawan menaiki wahana perahu di objek wisata Floating Market Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (25/12/2025). ANTARA FOTO
Advertisement image

Ia juga menyarankan masyarakat berkonsultasi dengan agen perjalanan wisata sebelum memilih destinasi favorit akhir tahun. Selain itu, kata dia, peran pemerintah untuk menyampaikan informasi terkait perkembangan cuaca terkini di lokasi-lokasi tujuan wisata juga perlu dimasifkan.

“Agar kemudian masyarakat juga tidak stuck atau tidak salah memilih sekali lagi ke mana mereka harus melakukan atau menghabiskan liburan mereka. Jadi tempat yang tepat, ini yang menurut saya sangat penting,” tuturnya.


Tingkatkan Kewaspadaan di Lokasi Wisata yang Rawan Bencana

Budijanto mengingatkan masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan dengan menghindari tempat-tempat wisata yang masuk wilayah rawan bencana. “Kita juga harapkan wisatawan dapat selalu menjaga kebersihan, menjaga alam di mana pun mereka berada,” terangnya.

Ia turut mendorong pemerintah di daerah bisa memperkuat mitigasi bencana di kawasan wisata yang berisiko tinggi terdampak cuaca ekstrem.

“Di dalam hal-hal terjadi kedaruratan dan sebagainya, tentu saja kita berharap pemerintah melalui stakeholder-nya masing-masing itu juga dapat memberikan pelayanan baik kepada masyarakat,” ujar Budianto.

Gagal terhubung ke AI Gemini: Operation timed out after 30001 milliseconds with 0 bytes received
Data kunjungan wisatawan domestik hingga Oktober 2025. Sumber: kemenpar.go.id
Advertisement image

Menurut Kementerian Pariwisata (Kemenpar), kota-kota seperti Yogyakarta, Bogor, Bandung, Malang, hingga Tegal, menjadi tujuan yang paling banyak dicari untuk liburan akhir tahun. Kota-kota tersebut dinilai mudah diakses dan memiliki fasilitas cukup lengkap.

Sementara itu, data ASITA mencatat destinasi yang banyak diminati wisatawan untuk liburan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 adalah Yogyakarta, Bali, Lombok, Labuan Bajo, Bandung Raya, dan Malang Raya. Di periode libur akhir tahun lalu, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Sumatra Utara, menjadi provinsi utama tujuan pelancong.

Masyarakat Perlu Peduli dan Sadar Diri

Sebagai salah satu provinsi favorit untuk berlibur, Jawa Tengah juga tidak lepas dari ancaman bencana. Belum lama ini, banjir bandang menerjang kawasan objek wisata Guci di Tegal, Jawa Tengah. Tidak ada korban jiwa. Namun akibat bencana tersebut, pengelola menutup sementara pemandian air panas Pancuran 13 dan Pancuran 5 karena rusak diterjang banjir.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Tegal Akhmad Uwes Qoroni mengatakan mitigasi terhadap bencana akan lebih ditingkatkan untuk memastikan keselamatan pengunjung. 

"Saya menginformasikan bahwa destinasi wisata Guci saat ini aman untuk dikunjungi. Hanya saja untuk Pemandian Air Panas Pancuran 13 dan Pancuran 5 sementara belum bisa digunakan akibat luapan air sungai. Tetapi pengunjung tidak perlu khawatir karena tim selalu memantau kondisi secara rutin," kata di Tegal, Minggu (28/12/2025), dikutip dari ANTARA.

Gagal terhubung ke AI Gemini: Operation timed out after 30001 milliseconds with 0 bytes received
Banjir bandang melanda di Kawasan Objek Wisata Guci, Kabupaten Tegal, Sabtu (20/12/2025). (ANTARA/H0-Oky Lukmansyah)
Advertisement image


Merespons banjir bandang yang terjadi di Guci, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mendorong wisatawan aktif mengakses informasi yang berkaitan dengan situasi tujuan wisata liburan.

“Tentunya pilihlah objek wisata yang nyaman, aman, dan lancar. Karena apa? Kaitan dengan keselamatan dari bencana itu adalah dimulai dari diri sendiri. Sekitar 35 persen itu dimulai dari kesadaran diri, memahami situasi dan kondisi lingkungannya itu bagian daripada persiapan,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catur dalam Diskusi “Waspada Ancaman Cuaca Ekstrem di Musim Liburan Akhir Tahun” di Youtube Ruang Publik, Senin (29/12/2025).

Bergas meminta masyarakat tetap menyiapkan rencana alternatif tujuan wisata, jika lokasi yang hendak dikunjungi berada dalam kondisi tidak aman karena faktor cuaca.

“Kalau (cuaca, red) dirasa tidak baik, maka ada alternatif wisata. Kalau memang tidak memungkinkan sama sekali, seyogyanya berhenti dulu sementara atau di rumah dulu,” tuturnya.

Gagal terhubung ke AI Gemini: Operation timed out after 30001 milliseconds with 0 bytes received
Wisatawan berkunjung di kawasan Gedung Cagar Budaya Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (28/12/2025). ANTARA FOTO
Advertisement image


Mitigasi di Jalur Akses dan Lokasi Wisata

Bergas mengatakan upaya mitigasi atau kesiapsiagaan saat liburan Natal dan Tahun Baru terus digencarkan dengan mengerahkan personel dan sarana-sarana yang dibutuhkan.

“Tentunya ini kolaborasi tidak hanya BPBD semata, tetapi dengan instansi baik TNI Polri maupun dinas pariwisata dan dinas perhubungan lainnya,” tuturnya.

Ia mendorong agar masyarakat terus memantau perkembangan cuaca aktual di lokasi wisata tujuan lewat BMKG. “Informasi ini harapannya bisa diakses oleh masyarakat yang akan melintasi atau yang akan berada di lokasi-lokasi objek wisata,” ucapnya.

Masyarakat kini juga bisa dengan mudah mengakses informasi kebencanaan secara berkala dan melihat wilayah-wilayah yang rawan bencana.

“Jadi ada aplikasi dari BNPB Inarisk Personal yang bisa diakses oleh masyarakat di mana di setiap situasi wilayah, di situ terjadi ada informasi rawan apa. Terus antisipasinya bagaimana. Itu sudah bisa diakses dengan aplikasi Inarisk Personal. Itu sudah ada di Playstore,” ungkapnya.

Gagal terhubung ke AI Gemini: Operation timed out after 30001 milliseconds with 0 bytes received
Wisatawan memotret patung Buddha saat wisata Sunset Borobudur di Taman Wisata Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (22/12/2025). ANTARA FOTO
Advertisement image

Obrolan lengkap episode ini bisa diakses di Youtube Ruang Publik Edisi Khusus KBR Media

Baca juga:

Negara Gagal Jamin Hak Berkumpul: Bedah Buku “Reset Indonesia” Dibubarkan di Madiun

liburan
akhir tahun
2025
2026


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...