Sejauh ini tak ada masalah terkait siswa bersekolah saat Ramadan.
Penulis: Ardhi Ridwansyah
Editor: Sindu

KBR, Jakarta- Pengamat Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jejen Musfah mempertanyakan rasionalitas wacana meliburkan siswa selama Ramadan tahun ini. Sebab menurutnya, sejauh ini tak ada masalah terkait siswa bersekolah saat Ramadan.
Jejen berpendapat lebih baik sekolah tak usah diliburkan, kecuali untuk pesantren maupun madrasah yang peserta didiknya beragama Islam.
“Menurut saya tidak terlalu penting kebijakan meliburkan (siswa) full selama Ramadan, karena selama ini hal tersebut bukan sebuah persoalan di dalam dunia pendidikan kita, kecuali pemerintah menghadirkan alasan-alasan yang logis bahwa memang selama Ramadan diperlukan libur,” ujarnya kepada KBR, Selasa, (14/1/2025).
Jejen juga meragukan spiritualitas siswa bisa meningkat ketika sekolah diliburkan sebulan penuh selama Ramadan. Selain itu kata dia, kondisi orang tua siswa berbeda-beda, ada yang bekerja, sehingga tak optimal mengawasi anaknya. Terutama memastikan anaknya memanfaatkan libur selama Ramadan untuk kegiatan yang relevan.
"Kalau di sekitar rumah mereka katakanlah masjid, tidak menyediakan pendidikan keagamaan, ya, sama saja. Jadi, jangan-jangan lebih positif kalau anak-anak di sekolah selama Ramadan dibanding di rumah. Jadi, kalau pemerintah tidak bekerja sama katakanlah dengan pengelola masjid, pengelola musala, selama Ramadan di sekitar rumah siswa saya kira sama saja, keinginan pemerintah untuk peningkatan spiritual tidak bisa tercapai," ujarnya.
Sebelumnya, wacana sekolah libur sebulan selama Ramadan dilontarkan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi'i pada Desember 2024. Kata dia, wacana itu ada, namun belum dibahas pemerintah.
Libur sekolah selama Ramadan pernah diterapkan di era Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Salah satu tujuannya agar lebih fokus mempelajari ilmu agama dan khusyuk beribadah.
Baca juga: