"Yang di baliknya kayu, kayu terbakar atasnya padam. Tapi bara yang di bawah itu masih ada"
Penulis: Hoirunnisa
Editor:

KBR, Jakarta- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur mengungkapkan karakteristik medan jadi tantangan pemadaman kebakaran di kawasan kebakaran di Gunung Arjuno, Malang.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto menyebut sejumlah titik api di wilayah Gunung Arjuno yang telah padam kembali muncul api.
Kata dia, bara api masih ada di wilayah yang curam.
"Kalau kita melakukan pemadaman melalui helikopter atau water bombing memang wilayah yang padam adalah tempat-tempat yang ada dipermukaan. Artinya yang di baliknya kayu, kayu terbakar atasnya padam. Tapi bara yang di bawah itu masih ada. Karena adanya angin di atas gunung yang membuat api bisa melahap atau menyasar lokasi yang masih bisa terbakar," ujar Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto pada keterangannya di kanal Youtube, Rabu (13/9/2023).
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto dari pantauan lapangan, jumlah bara dari asap yang terlihat sudah sangat menipis dan masih bisa terjangkau dengan pasukan darat.
Gatot menyebut tetap melakukan penyiraman dengan water bombing guna memastikan pemadaman secara maksimal.
Gatot optimis pemadaman dapat terjadi dalam waktu dekat.
Baca juga:
- Pemerintah Lamban Mengatasi Karhutla?
- BNPB: Ada 59 Bencana dalam Sepekan, Terbanyak Karhutla
Sebelumnya, kebakaran hutan di Gunung Arjuno terpantau sudah terjadi sejak 26 Agustus 2023 lalu, yang menjalar dari kebakaran Gunung Bromo. Penyebabnya dipicu karena faktor alam berupa gesekan ranting saat musim kemarau.
Kebakaran juga dipicu oleh ulah pemburu liar yang membakar lahan, untuk memudahkan perburuan satwa.
Upaya pemadaman api di Gunung Arjuno dilakukan secara manual melibatkan relawan pemadam api, serta menggunakan metode water bombing atau penyiraman air dengan helikopter BNPB.
Editor: Rony Sitanggang