"Ini kalau kita lihat kapasitas stadion yang demikian luas, demikian padatnya kemarin itu, dan juga pintu evakuasi yang juga tidak terlalu memadai, ini juga punya andil."
Penulis: Sadida Hafsyah
Editor:

KBR, Jakarta - Pengamat Olahraga Eko Suprihatno menilai tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur seharusnya menjadi momentum tepat mengevaluasi pembangunan sebuah gedung, seperti stadion. Salah satu yang harus diperhatikan adalah penyediaan jalur evakuasi yang baik dan aman.
"Ini kalau kita lihat kapasitas stadion yang demikian luas, demikian padatnya kemarin itu, dan juga pintu evakuasi yang juga tidak terlalu memadai, ini juga punya andil. Bahwa itu bisa saja orang menjadi sesak nafas. Bayangkan ketika kemudian kita berada di dalam kerumunan massa. Kemudian punya tujuan yang sama, berdesak-desakan. Bisa dipastikan itu akan terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan begitu ya. Entah kemudian kehabisan napas, terinjak-injak dan sebagainya. Itu bisa saja terjadi," katanya saat dihubungi KBR, Selasa (04/10/22) kemarin.
Sementara untuk gedung yang telah terbangun, kata Eko, panitia penyelenggara yang seharusnya mengantisipasi risiko terjadinya kondisi tak diharapkan. Misalnya dengan membatasi jumlah peserta acara.
Berkaca di tragedi Kanjuruhan, seharusnya panitia penyelenggara tidak menjual tiket pertandingan melebihi kapasitas gedung. Apalagi pertandingan tersebut termasuk acara yang rentan ricuh.
"Paling tidak ini menjadi perhatian dari para pengelola klub dan stadion itu. Kalau memang sudah melebihi kapasitas ya sudah. Jangan kemudian dipaksakan lagi untuk masuk," kesal Eko.
Berita terkait:
- Jokowi Jenguk Korban Tragedi Kanjuruhan di Malang
- Mahfud: Pemerintah Siapkan Santunan Korban Tragedi Kanjuruhan
Selain itu, jumlah orang melebihi kapasitas gedung, kerap terjadi pada acara besar seperti pertandingan sepak bola.
Eko juga menyoroti sikap panitia penyelenggara yang cenderung lebih memikirkan keuntungan ekonomi dibanding menjamin keselamatan penonton.
"Saya tidak menuduh. Tetapi bukan mustahil ada permainan untuk kepentingan diri. Cetak sekian, tapi ternyata yang bisa masuk lebih dari sekian. Atau kalau misalkan ada kesengajaan, artinya di sini panitia penyelenggara memang sengaja. Ini sangat riskan sendiri, kelebihannya ribuan. Ini sangat berbahaya," tambahnya.
Editor: Kurniati Syahdan